Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Dan

Diperbarui: 16 Februari 2021   20:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

freevector.com

Dan...

Kita hanya bisa terkagum menatap mereka yang menggapai bintang, lalu menari-nari di tengah gemerlap langit. Kemudian, kita memberi gelar mereka: "mujur" dengan sedikit bumbu cemburu.

Dan...

Kita menganggap mereka yang menggapai bintang, hidup di dunia mistis, dengan nyanyian sihir dan irama magic. Simsalabim dan sekejap memeluk bintang. Tanpa berusaha mencari tahu berapa kilo peluh, air mata dan darah yang mereka ubah menjadi bensin untuk menggerakan mobil cita, asa dan usaha hingga mendarat berjumpa bintang.

Dan...

Kita selalu tergoda memejamkan mata, sambil berharap mimpi indah mencumbu bintang. Namun akhirnya, kita hanya bersua mimpi buruk. Ketika bintang jatuh di wajah dan ujungnya yang tajam mendera mata. Lalu  kita merintih kesakitan. 

Dan ...

Untung saja malaikat datang membangunkan kita, lalu kita sadar itu hanya mimpi, bukan kenyataan. 

Dan ...

Tunggu apa lagi. Berhentilah bermimpi. Kejarlah cita yang telah terbang ke langit sana, siap menanti diantara bintang. Dengar kidungnya setiap pagi: "Bangun! Bangkit!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline