Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Diantara Dua Lukisan Sang Alam

Diperbarui: 16 Januari 2021   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

goodfon.com 

Sesungguhnya alam adalah sahabat. Kita sama-sama adalah lukisan Sang Khalik. 

Mentari megah bersinar, rembulan yang tersenyum teduh tenang, bintang yang genit berkedip. Rintik-rintik air dari langit,  angin sepoi-sepoi,  hutan hijau, padi yang menguning, hingga telaga warna. Semuanya adalah lukisan anugerah. 

Tetapi, di ruang dan waktu tertentu, sang alam berubah menjadi musuh. 

Angin mengamuk, laut bergelora, butiran tanah dan bebatuan saling berpelukan bergelinding menerpa gubuk, hujan berkah yang menjadi banjir, hingga gunung yang muntahkan api dan batu. Pertanda alam sedang melukis bencana. 

Kita berada di antara dua lukisan sang alam. Anugerah dan bencana. Sahabat dan musuh. 

Tak ada pilihan lain, selain menjadi sahabat sang alam dan Sang Penguasa Jagad Raya. Lalu, kita melukis indahnya anugerah dalam harmoni.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline