Teng! Teng! Teng!
Tiga kali lonceng gereja menggema,
seperti biasa merupakan panggilan terakhir,
juga pertanda ibadah Natal dimulai
Teng! Teng! Teng!
Hari ini lonceng di gereja-gereja ternyata hanya memanggil
sekelompok umat dari jutaan yang merindu
memeluk natal dalam sebuah makna
Teng! Teng! Teng!
Hai mari berhimpun, duhai kamu sebagian
Ups, mengapa hanya sebagian?
Bukankah kami juga merindu natal syahdu di rumah gereja?
Teng!
Tak ada umat yang berdesakan
Tak ada tenda penampung hasrat yang tak terbendung
Seperti tahun-tahun sebelumnya
Teng! Teng!
Aku tak bisa melangkah memenuhi hasrat dan cinta
Ah, ini semua karena si Corona yang dilarang masuk ruang mahasuci
Apa daya, kita bukan bagian dari yang terundang
Teng! Teng! Teng!
Tiba-tiba, kidung natal menggema di setiap rumah
Persekutuan umat tercipta dari rumah gubuk hingga dinding beton
Ada gereja di rumah kita dan sejuta gereja tercipta di hari Natal