Imanuel...
Yah, Imanuel, begitulah mereka menamakan Dia.
Meskipun langit mendung mengisahkan kepedihan dan mentari tak menampakan wajah ceria. Tataplah wajah sang Imanuel dari lilin kecil yang memancar Cahaya Harapan. Lilin yang memancar cahaya dari kandang kecil nan hina. Meskipun hina, namun mengangkat dunia dari samsara kegelapan dosa.
Imanuel, begitulah namaMu.
Meskipun kami bergelimang dosa. Jejak-jejak langkah penuh darah dan siksa. Hina dalam pandangan mata. Jauh dari keagungan langit yang mengharap setia dan taat. Namun, Imanuel adalah nama pengampunan, penyelamatan dan pembaharuan hidup. Imanuel, Engkau adalah lilin yang mengorbankan hidup demi cahaya di dunia gelap. Tubuhmu terbakar, untuk sebuah kehidupan.
Imanuel. Tuhan beserta kita.
Dalam kekelaman. Dalam kesulitan. Dalam sengsara. Dalam ancaman. Dalam kesusahan. Dalam segala perkara. Bersyukurlah karena Imanuel. Bersukacitalah karena Imanuel, bukan sekedar arti sebuah nama, tetapi makna yang nyata. Bagi Imanuel tak ada yang mustahil. Selamat Natal Saudaraku. Imanuel,Tuhan beserta kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H