Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Pasir yang Dihempas Gelombang dan Gula yang Kehilangan Wujud

Diperbarui: 29 Oktober 2020   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: instagram.com/sasmintoandik

Aku melihat kumpulan pasir di tepi pantai. Indah saling berpelukan. Saling mencumbu. Berkisah tentang harmoni kebersamaan.  Lalu, datanglah segerombol ombak, menggoyahkan sebuah harmoni.  Mereka tak mampu menahan pelukan. Lalu pasrah pada perpisahan. Merelakan kepergian.  

Sambil menatap pasir di tepi pantai dan ombak yang menderanya.  Kuambil segelas air hangat, kucampurkan sesendok gula lalu mengaduknya. Sang gula akhirnya kehilangan wujud.  Luruh.  Terciptalah kisah romansa tentang cinta dan pengorbanan.  Air menghisapnya,  namun dia tersenyum manis. Semanis rasa yang ditinggalkannya. 

Sebab untuk sebuah pengorbanan dia diciptakan. Untuk sebuah rasa dia ada. Kini, tinggalah mereka dalam sebuah harmoni ikatan cinta yang tak terpisah. Pun ketika kuhabiskan segelas air gula. Mereka hilang dari pandangan, tapi masih tersisa rasa dan juga makna ..... yang abadi... 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline