Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Lelaki Separuh Baya yang Gila di Abun-abun

Diperbarui: 12 Oktober 2020   00:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Tiga buah benda lurus yang ujungnya runcing dengan panjang yang berbeda itu berusaha dikendalikan lelaki separuh baya. Benda mirip anak panah itu bertumpu pada sebuah titik, berputar ke kanan terus menerus di medan lingkaran. 

Terdengar bunyi detak di setiap perpindahan detik. Berputar terus menggeser kemapanan sebuah waktu. Bagai mencincang air, lelaki separuh baya itu ingin memutar roda waktu ke belakang.  Sia-sia kawan!

Adalah kodratnya, bahwa roda waktu terus berputar menurut lintasannya. Meninggalkan sejuta ruang sepi dan telah lunas terlampaui. 

Lelaki separuh baya, masih berharap  dan terus berusaha kepada sesuatu yang mustahil. Sedangkan abun-abun terus mengumbar janji tentang sesuatu yang indah namun tiada mungkin. Lebih dari sekedar mencari jarum di tumpukan jerami, lelaki separuh baya gila di abun-abun.

Kawan, usah sesali yang telah lalu. Bermimpilah untuk detik berikutnya, berharaplah untuk menit berikutnya, berpaculah untuk jam yang di depan. Tatap dan tersenyumlah kepada putaran roda waktu yang bersiap menjemput esok. Tak usah kau gila di abun-abun.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline