Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Istana yang Sepi Ditinggal Penghuninya

Diperbarui: 6 Oktober 2020   07:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istana yang Sepi Ditinggal Penghuninya || deviantart.com

Sepi. Istana sepi. Penghuninya ke mana?
Sepi. Hanya singgasana kosong yang berdebu. Ke mana penghuninya?
Sepi. Mahkota emas ditinggal sepi. Di mana Sang Raja?
Sepi. Hanya penjaga menjaga sunyi. Singgasana kiani tanpa Sang Takhta

Sementara itu, di seberang sana...

Di ujung kota ada keramaian. Gubuk usang dimakan api
Di ujung lorong ada keributan. Manusia lapar berebut sembako
Di sudut kampung ada tangisan. Bocah kecil mencari kuota
Di sudut kamar ada rintihan. Insan kesakitan merindu dokter 

Rumput kering menanti ajal. Akar rumput bernapas sesak
Dasar lautan mulai berkecamuk. Arus bawah tersakiti
Kolong jembatan hancur perlahan. Bocah lapar mengunyah beton
Dasar hati kosong melompong. Ditinggal pergi cinta kasih 

Penghuni istana ada di mana?
Oh ternyata, dia ada di setiap lorong sengsara
Dia menangis di gubuk derita
Dia mencinta kepada yang hina  

Membaca denyut akar rumput
Menyelam ke dasar lautan, mencumbu arus bawah
Memberi sentuhan di kolong jembatan
Mengisi hati yang merindu cinta

Istana sepi ditinggal penghuninya,
biarlah sepi demi sebuah cinta
Sebuah syair kerinduan
kepada kuasa yang tulus mencinta...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline