Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Gamam dalam Aram Temaram Hari

Diperbarui: 4 Oktober 2020   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

||setaswall.com||

Hari belum bulat gelap. Masih aram temaram. Sejumput rasa yang tak biasa membendung aliran semangat dalam diri. Gamam dan gamang...  

Keraguan menyelimuti alur berpikir. Aliran air terbendung, tak mampu menggapai muara. Gamang di simpang jalan tanpa marka 

Kegelisahan menusuk jantung. Mata enggan terpejam, raga tiada tenang. Ada tamu tak diundang bertamu di otakku. Dan aku tak mampu mengenal. Samar...   

Kekhawatiran merintih di ruang nurani. Tentang temaram yang mungkin berubah gelap pekat. Dan aku tak mampu melihat dirimu lagi. Bahkan diriku tak kan tahu dimana diriku berada  

Ketakutan melengkapi gamam dalam aram temaram hari. Tentang sebuah hari penghabisan, yang mungkin berhitung detik, sementara aku masih ingin hidup seribu tahun lagi

Duhai mentari pagi, cepatlah bergegas. Mataku akan tetap terjaga hingga pagi cerah mengusir sang temaram. Lalu, mentari memelukku hangat dan segala gamam luntur, berganti semangat pagi 

Atas seijin Sang Pencipta...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline