Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Bisikan Batin yang Rela Terluka

Diperbarui: 15 September 2020   01:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

rageon.com 

Luka!   
Batin terluka lagi oleh pedang literasi lidah tak bertulang,
yang tak mampu menangkap sinyal sang nurani,
yang tak peduli siapa korban hunusan pedang,
yang hanya memikirkan kemenangan sang ego 

Perih!
Batin terluka
Merah darah membasahi
Air mata bening menetes
Nada kepedihan memecah keheningan 

Siksa!
Harga diri telah jatuh berkeping
Dan ini untuk kesekian kali
Pertahanan diri tak sanggup lagi
Kesabaran punya toleransi

Geram!
Raga tak tahan tuk meronta
Mari kita berperkara !
Genggamlah pedang
Lawan si penyiksa batin 

Namun,
Terdengar bisikan batin kepada raga yang bergelora
Batin yang berdarah itu tersenyum tenang pertanda menang

"Tak perlu mengangkat pedang. Luka hanyalah ujian untuk bertahan  dalam titian keseimbangan  menuju istana kemenangan"

Bahwa luka akan berganti mahkota
Bahwa ketenangan akan berbuah kemenangan

"Tenanglah hai  jiwaku, menanglah hai ragaku"

Batin yang rela terluka tersenyum mengenakan mahkota,
sementara si pembuat luka itu, tertunduk lesu sambil menangisi kegagalan 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline