Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Kita dan Puing-puing Sisa Keagungan

Diperbarui: 11 September 2020   10:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pngdownload.id ||

Lama menatap puing-puing sisa keagungan dan kemegahan itu.  Sebuah bangunan kokoh akhirnya rapuh jua.  Katanya, paling mahal nan mewah. Tinggi, hampir mencium langit. 

Puing-puing sisa itu akhirnya berkisah tentang sesuatu yang agung dan kokoh, tetaplah fana dan tak sanggup bertahan dalam keangkuhan. Menepuk dada lalu tangan mengepal,  terucap kata: "akulah sang hebat! "

Puing-puing sisa keagungan itu adalah kisah tentang kita, yang merasa perkasa tiada tertandingi, tanpa menyadari kita hanyalah insan yang fana sekalipun mulia.  Yang suatu saat hanya berwujud puing-puing kehancuran yang kemudian hancur menjadi debu. 

Apa yang kita banggakan? Apa yang kita agungkan? Banggakan Dia yang memberi. Agungkan Dia yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline