Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Jejak-jejak Sang Fana

Diperbarui: 29 Agustus 2020   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

| 123rf.com | 

Debu kembali menjadi debu. Nikmatnya tarikan napas hanya kita nikmati sebentar saja. Fana, tiada yang abadi 

Tanah kembali kepada tanah. Nikmatnya mencinta, berbagi, berjuang dan terbang bebas, hanya sementara. Fana, tiada abadi

Jika tiba saatnya nanti kita tinggal kenangan. Pusara kaku tanpa sepatah kata. Tanpa napas, tanpa keluh, juga peluh. Hanya nama terukir indah 

Yah, hanya nama yang menghentar pada memori masa lalu tentang jejak-jejak yang terukir dalam sanubari.

Pergilah ke kuburan, sebut satu per satu nama-nama yang terukir indah itu. Kenanglah mereka, dan kita kan bertemu jejak-jejak yang tertinggal. Jejak-jejak yang mempu membisikan kata penuh makna

Jejak-jejak tentang kebaikan dan keburukan. Jejak-jejak yang membuat kita tersenyum, menangis dan tertawa. 

Jejak jejak kaca tempat bercermin, tempat belajar tentang arti sebuah kehidupan. jejak-jejak sang fana 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline