Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Asa Kepada Daulat Takhta

Diperbarui: 24 Juni 2020   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

| "Takhta"||123.rf.com | 

Kepadamu yang bertakhta, lihatlah berlaksa-laksa rakyat tunduk, hormat dan sujud, sambil menggantung berjuta asa kepada daulatmu yang sakti itu

Asa seorang perempuan kepada daulat di atas empuk kursi raja, katanya: "berilah aku sesuap nasi saja, bukan untukku, tapi untuk bayi kecil yang hanya mampu kulahirkan namun tak mampu ku isi perut kecilnya yang saban hari mendendangkan irama keroncong" 

Asa seorang ayah kepada mahkota raja dalam kemegahan singgasana, serunya: "bolehkah engkau membagi secuil kata bernada perintah untuk para aparat, agar mereka memberi aku kerja terhina yang penting halal demi sedikit nafkah untuk manusia-manusia tercinta"

Asa mereka yang mencari keadilan kepada ketukan palumu yang tiada terbandingi, kata mereka: "sudilah kiranya memberi sejumput adil dalam perkara, bagi kami yang tak mampu membayar pembela dan tak tahu bagaimana harus membela kehormatan kami" 

Asa mereka yang merindu damai kepada titahmu dalam syair tak terbantah, kata mereka: "titahkanlah narasi-narasi sejuk dan damai, supaya kami yang saling beda, tak jadi saling memangsa" 

Kepada engkau pemangku takhta,  dengar dan resapi nada-nada asa rakyatmu, karena daulat dibalik takhtamu sesungguhnya adalah daulat kami, daulat rakyat, yang kami titipkan dalam selembar surat bergambar wajahmu yang kami coblos di bilik kecil, lalu kami labuhkan di kotak suara ...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline