Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

2 Faktor dalam Membangun Team Work

Diperbarui: 10 Juni 2020   10:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

|"team work" || freepik.com|

"Alone we can do so little, together we can do so much,"  

demikian kata Hellen Adams Keller seorang penulis, aktivis politik sekaligus akademisi berkebangsaan Amerika. Quotes terkenal Keller tersebut kira-kira dapat ditransfer ke Bahasa Indonesia sebagai, "Sendiri kita bisa berbuat begitu sedikit, bersama-sama kita bisa melakukan begitu banyak."

Ungkapan tersebut mau menyampaikan pesan bahwa, demikian pentingnya kebersamaan atau kerja bersama dibandingkan dengan kerja sendiri. Bagaimanapun, organisasi atau institusi baik negeri ataupun swasta, sekalipun punya banyak struktur dan pekerja, tetaplah punya tujuan bersama.

Namun, tak jarang ditemui struktur dan kuantitas SDM yang cukup banyak, tidak efektif, sehingga tujuan bersama tidak terwujud. Kuantitas personalia tidak mampu berbuat banyak sebagaimana ungkapan Keller di atas.

Apa penyebabnya?

Penyebabnya adalah karena personalia yang jumlahnya banyak - karena tujuan organisasi harus dikerjakan oleh banyak orang - namun personalia yang banyak itu tidak mampu bekerja sebagai sebuah tim. Yah, sebuah tim kerja, atau bahasa kerennya team work.

Lalu bagaimana membangun sebuah team work yang efektif? Hal-hal apa saja yang berpengaruh?

Dalam pengalaman saya pribadi, team work yang hebat dipengaruhi oleh 2 hal yaitu:

1. Pemimpin Tim

Team work butuh pemimpin, tanpa pemimpin maka setiap anggota tim yang nota bene merupakan orang-orang dengan kapasitas sebagai pemimpin bagi diri sendiri, akan melakukan apa saja yang mau dia lakukan. Mengambil analogi dari olahraga sepak bola, maka yang terjadi tanpa kapten kesebelasan yang memimpin adalah semuanya mau mencetak gol, termasuk penjaga gawang. Tidak ada operan-operan bola ke striker, yang ada adalah aksi penguasaan bola untuk target pribadi.

Tugas seorang pemimpin tim untuk mengkonstruksi dan mengkomunikasikan visi, kebijakan dan strategi yang hendak dicapai, mengkoordinir usaha pencapaian tujuan hingga memastikan masing-masing unit melaksanakan tanggung jawab secara bersama-sama. Tupoksi boleh berbeda, namun semangat juang dan visi yang hendak dituju haruslah sama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline