Sebuah sajak untuk Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni 2020 #TimeForNature
Duhai dikau sang alam
Terimakasih untuk mata hatimu yang tulus memberi napas yang kuhela dalam setiap detik penanda hidup
Terimakasih untuk matahari yang setia terangi bumi dengan cahaya sumber energi bagi setiap flora pemilik hijau daun
Terimakasih untuk mata air yang mengalir dari rimba belantara, terus mengalir elok hingga ke setiap saluran organ tubuh kami
Terimakasih untuk mata pencaharian yang kami geluti di atas tanah yang subur, tempat tumbuh rerumputan dan pepohonan hijau berhias harmoni warna warni bunga
Duhai dikau sang alam
Maafkan kami yang merusak pandangan mata bugilmu dengan asap polusi, hingga air mata berlinang dari mata indahmu
Maafkan kami yang penjarakan sekumpulan cahaya mataharimu yang harusnya kembali memantul pulang usai misi energi positif
Maafkan kami yang menyumbat mata air-mu dengan tindak anarkis terhadap setiap pepohonan, para pengawal mata air-mu
Duhai dikau sang alam
Jangan kiranya kau menjauh dari kami, karena sesalmu atas perilaku sesuka hati yang kami lakonkan di panggung sang alam
Jangan kiranya kau ragu, lihat mata kami tulus berjanji ingin baharui cara pandang mata kami kepadamu
Jangan kiranya kau bersedih, kami kan memberi waktu untuk merawatmu dengan mata hati dan mata kepala kami
Jangan kiranya kau menangis, kami akan mengubah rona sinar matamu kembali cerah sebagaimana layaknya mata sang alam....
====
- Meidy Yafeth Tinangon
dari Bumi Minahasa untuk pemaknaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H