Mendengarkan lagu-lagu indah dari segala zaman sangat bermanfaat. Pun juga ketika kita menyanyikan lagu, selalu ada manfaat disaat itu. Lagu menjadi media penjaga irama pikir dan rasa, menjadi pelecut spirit, juga teman dalam suka dan duka. Namun lebih dari itu, lirik-lirik lagu dapat menjadi cermin refleksi dan introspeksi serta sumber inspirasi bagi kita dalam menjalani kehidupan. Salah satunya, lagu jadul berjudul My Way
My Way ditulis Paul Anka dan dikidungkan pertama kali oleh Frank Sinatra, tahun 1969, tujuh tahun sebelum saya lahir. Awalnya saya hanya tertarik dengan judul dan irama lagu, tapi setelah menelisik dan meresapi liriknya, wah, sangat menginspirasi! Ada 3 hal yang bisa kita petik dari judul dan liriknya.
Pertama, kesadaran akan dekatnya kita dengan akhir hidup. Hal tersebut dapat dilihat dari lirik pembuka, "And now, the end is near, and so I face the final curtain." Dan sekarang, akhir (kisah kehidupan) sudah dekat, dan saya menghadapi tirai terakhir (babak akhir dari sebuah pentas drama).
Kita tak tahu kapan hidup kita akan berakhir. Hanya Tuhan yang tahu, dan datangnya tiba-tiba. Artinya, setiap detik hidup kita, selalu dekat dengan detik akhir. Ibarat kisah di panggung sandiwara, kita sedang berada di babak akhir, babak ending, babak dimana tirai pentas dibuka untuk terakhir kalinya hingga akhirnya ditutup ketika kisah drama tiba pada the end. Akhir dari keseluruhan babak kehidupan ada di tangan Tuhan, Sang Sudradara Agung merangkap Pemilik Panggung Hidup, Pemilik Para Aktor dan Aktris, Pemilik Segalanya.
Mari akhiri babak akhir ini dengan baik. "make it clear," tulis Paul Anka.
Kedua, belajarlah dari babak-babak kehidupan yang telah kita lalui. Paragraf statemen dalam lirik lagu yang menjelaskan babak hidup sebelumnya, "I've lived a life that's full. I traveled each and every highway. And more, much more". Penggalan lirik ini mau mengisahkan seseorang dalam lagu ini yang telah mengalami hidup yang penuh dengan kepenuhan hidup, bahkan lebih dan lebih banyak lagi (more, and much more).
Kepenuhan hidup itu, dikisahkan dalam untaian lirik selanjutnya, bukan hanya kisah senang tapi ada juga sad story-nya. Namun lakukanlah apa yang harus kita lakukan . I did what I had to do. Apa yang seharusnya dilakukan? Merencanakan setiap langkah, dan melangkah sepanjang jalan dengan hati-hati, dengan cara kita sendiri (Each careful step along the byway..... and did it my way).
Adakalanya, situasi kepenuhan hidup mengarah pada over-action, perilaku berlebih, bahkan cenderung rakus. Tanpa keraguan, memakan lebih dari yang dapat kita makan dan akhirnya setelah kita melahap habis, kemudian memuntahkannya. Hal itu tergambar dari lirik: When I bit off more than I could chew. And through it all, whenever there was doubt. I ate it up and spit it out.
Situasi lainnya yang telah dialami adalah mencintai, tertawa, dan menangis (I've loved, laughed and cried). Juga menikmati beragam kekalahan, kesedihan hingga akhirnya ketika air mata surut, disadari semua itu adalah cara yang menyenangkan (amusing way).
Ketika memikirkan semua yang sudah dilakukan dengan cara kita, ada rasa tak percaya seakan-akan bukan kita yang melakukan (no, no, not me), tetapi itulah cara/jalan yang telah kita lakukan dengan cara kita (I did it my way).
Apa yang dapat kita petik dari kisah-kisah hidup yang telah kita alami? Tentu, ada kisah suka dan duka. Ada baik dan buruk. Ada yang bijak dan tidak bijak. Apapun situasinya harus kita hadapi dengan cara kita, menjadi diri kita sendiri.