Saat detik hidup bertambah
dan ku boleh nikmati ruang hidup
di planet bumi yang makin tua
tempat memadu cinta kasih
tempat mengais rezeki
tempat berbagi rasa, kata dan tindak
Tak ada kata lain, untukMu
Saat ku menghitung hari
dan kudapati tlah banyak yang Kau bri
hingga tak terhitung
dalam kasihMu yang tak terhingga
dan kudapati tak semua beruntung
seperti untungnya diriku
Tak ada kata lain, untukMu
Saat ku menghitung berkat
yang kau bri padaKu
dalam hidup yang sementara
dan kudapati tak ada mesin hitung
yang mampu menjumlah seluruh anugerah,
ku insaf aku dan mereka tak mampu membalas
Tak ada kata lain, untukMu
Saat ku nikmati sentuhan kasih
dari orang-orang tercinta:
orang tua, istri dan anak,
kakak-beradik, sanak saudara,
sobat kenalan, rekan sekerja dan setiap insan,
yang Kau ijinkan dalam perjumpaan hidup,
yang selalu hadir dalam suka pun duka,
dalam keramaian hingga sepinya hari
Tersadar aku, tak terhitung yang kudapatkan
dan ku tak mampu membalas semuanya
Teristimewa, hari ini ada namaku di doa mereka
Ada doa untukku dalam untai kata mereka
dan aku hanya bisa berdoa,
sudilah Engkau berkati mereka
Tuhan...
Terlalu besar, tak terukur, tak terhingga
rancangan kasih dan anugerahMu
ku tak mampu melukis kata
untuk gambarkan semuanya,
hingga akhirnya,
tak ada kata lain untukMu Tuhan
Selain satu kata: "Terimakasih"
---------------------
Tondano-Minahasa, 2 Mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H