Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

Puisi | Madah untuk Secarik Kertas Tanpa Napas

Diperbarui: 23 April 2020   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto | Pexels.com

Ketika aksara menggandeng angka,
merajut kata dan frasa,
terangkai ujar dalam kalimat  
yang tertoreh oleh dawat beragam corak
diatas secarik kertas yang mudah tercabik

Lalu, ada gambar hasil lukisan atau potret karya jepretan
menempel rapih berpadu kata dalam harmoni
di atas secarik kertas yang gampang terbang bersama angin

Ketika carik demi carik kertas tak bernapas
berpeluk mesra dalam jilidan yang kemudian
oleh kaum yang bernapas disebut buku,
tempat dimana berjuta kata terpatri indah membawa arti 

Dan kemudian
kumpulan kertas tak bernapas itu akhirnya ada
dalam genggaman insan bernapas,
ditatap mesra dan kemudian berjuta kata, beribu kalimat
dilafalkan dalam hati, sambil dicerna oleh nalar
ditemani secangkir kopi

Akhirnya ada makna terselami
Ada pesan mendobrak kebuntuan
Cakrawala pikir menyebar menyentuh hati, membumbung asa
Hingga ada inspirasi  mendorong tekad untuk berkarya menyambung hidup,
anak manusia yang dahulu lesu tak berdaya

Carik-carik kertas tanpa napas
berubah menjadi napas buatan
dalam tabung jilidan buku

Duhai engkau yang bernapas dan mendamba hidup
Jangan kau hempaskan himpunan carik itu !
Karena dia adalah napas inspirasimu,
juga teman dalam sepi dan kebuntuan
yang setia temani engkau hingga hembusan napas terakhirmu

#SelamatHariBuku

    #BukuNapasInspirasiHidup

         #BukuMembawaKehidupan

Tondano-Minahasa, Hari Buku 23 April 2020

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline