Lihat ke Halaman Asli

Meidy Y. Tinangon

Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

KKL-KI, Model Pembelajaran Lapangan ala FMIPA UKI Tomohon

Diperbarui: 20 April 2020   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Biofarma blue campus" (Dokumen Pribadi)

Menciptakan kualitas lulusan Perguruan Tinggi (PT) merupakan tanggung jawab utama setiap PT. Karenanya, PT dituntut untuk merancang sedemikian rupa kurikulum hingga metode pembelajarannya. Nah, yang namanya metode pembelajaran tak selamanya harus di ruang kelas. Justru kompetensi-kompetensi tertentu lebih cocok didaratkan dengan metode pembelajaran di luar kelas. Berpengalaman sebagai fakultas MIPA tertua di Sulawesi Utara, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UKI Tomohon punya kreasi tersendiri dalam mendaratkan ilmu kepada mahasiswa dengan model pembelajaran non tatap muka di dalam bilik kelas. 

Model pembelajaran itu teraktualisasi dalam program Kuliah Kerja Lapangan dan Kunjungan Industri (KKL-KI). Model pembelajaran ini diyakini mampu mengatasi kesenjangan antara teori dan fakta lapangan, serta antara kompetensi lulusan dan kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang. Dalam penerapannya, KKL-KI dilaksanakan dua bulan yang meliputi kegiatan praktek kerja, kunjungan industri, pelaporan serta seminar. 

Untuk kegiatan praktek kerja, mahasiswa yang terdiri dari 3 program studi yaitu Biologi, Farmasi dan Statistika ditempatkan di instansi atau perusahaan yang sesuai dengan orientasi masing-masing program studi. Mahasiswa Biologi bisa praktek kerja di Kantor pemerintah seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, Laboratorium atau di Instansi swasta bahkan di LSM. Mahasiwa Farmasi bisa praktek menerapkan ilmu mereka di apotek, instalasi farmasi rumah sakit, gudang obat dan perusahaan farmasi. Yang statistika lebih luas lagi, karena hampir semua kantor atau perusahaan dewasa ini membutuhkan pengolahan data statistik baik untuk perencanaan maupun evaluasi. 

Usai praktek kerja, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan industri. Dalam tahap ini mahasiwa didampingi dosen pembimbing mengunjungi industri-industri yang berhubungan dengan program studi. Disana, mahasiswa mempelajari proses -proses penting misalnya dalam pembuatan obat, termasuk manajemennya dan berbagai program pendukung. Tiga tahun terakhir ini kunjungan industri diarahkan ke Pulau Jawa yang dikenal memiliki banyak sentra industri apalagi yang berhubungan dengan industri Farmasi. Tahun 2012 ini, kunjungan industri dilaksanakan di beberapa perusahaan seperti PT Ferron Indonesia di Cikarang, PT Sanbe dan PT Biofarma di Bandung dan Pabrik Jamu PT Air Mancur. 

Tak ketinggalan instalasi farmasi RS Sanglah Bali, turut jadi objek kunjungan ilmiah para mahasiswa. Dalam kunjungan yang dilaksanakan di akhir Maret 2012 ini, para mahasiswa merasakan banyak ilmu yang mereka dapatkan di lapangan. "Kami bisa lebih memahami materi-materi teoritik yang pernah kami dapatkan dalam kuliah tatap muka di kelas", ungkap Randy Wangania salah seorang peserta. Randy menemukan sinergitas antara teori dan praktek, bahkan hal-hal yang belum sempat dipelajari di kuliah tatap muka bisa dipelajarinya di kegiatan ini. Lain halnya dengan Aryani Tampi, peserta lainnya, yang menganggap kuliah dengan kunjungan ke industri menjadi bekal baginya di dunia kerja. 

"Program ini menjadi pengalaman berharga dan bekal bagi kami di dunia kerja  nantinya. Paling tidak kami telah melihat kompetensi apa yang dibutuhkan di dunia kerja sesuai bidang kami", ungkap Aryani. 

Peluang kerjasama pun dibuka oleh setiap perusahaan yang dikunjungi baik dalam bentuk penelitian, tukar menukar informasi, bahkan dalam pemberian peluang kerja. Nantinya setelah kunjungan selesai, maka mahasiswa akan menyusun laporan kegiatan. Hal-hal yang mereka temui akan dibahasakan dalam laporan, kemudian mereka presentasikan di forum seminar yang sifatnya terbuka. Di forum ini, pengetahuan mereka diuji oleh para dosen dan mahasiswa lainnya. Ditahap ini, menjadi momen bagi penentuan seberapa besar model pembelajaran ini benar-benar efektif dalam pencapaian tujuan belajar. Salam...


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline