Lihat ke Halaman Asli

Anggapan Masyarakat mengenai Pentingnya Pendidikan

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh sebagian orang yang merasa pendidikan itu penting baginya. Namun bagi sebagian orang yang lain, pendidikan tidaklah begitu penting. Yang terpenting adalah bagaimana dia (yang menganggap pendidikan tidak begitu penting) bisa mencari dan mendapatkan penghasilan yang cukup bagi dirinya.

Kurang lebih hampir dua tahun yang lalu, saya mendapat cerita dari seorang teman yang belum memasuki bangku kuliah, sebut saja namanya Mawar, setamat dari pendidikannya di SMA, dia berniat untuk meneruskan pendidikannya di sebuah perguruan tinggi negeri, akan tetapi dikarenakan belum mempunyai biaya yang cukup untuk kuliah, Mawar bekerja untuk mengisi waktu luangnya dan berkeinginan untuk melanjutkan kuliah di tahun ajaran berikutnya. Sempat terbesit keinginan dari Mawar untuk tidak melanjutkan pendidikannya di bangku kuliah dikarenakan dia telah mempunyai penghasilan sendiri dan tidak perlu meminta lagi ke orang tua. Dengan kata lain, kenapa harus kuliah jika kita sudah dapat mencari uang sendiri. Dengan mempunyai penghasilan sendiri kita dapat menggunakannya sesuai dengan kehendak kita. Namun dengan tetap berpegang teguh pada niat awal Mawar yaitu melanjutkan kuliah ditahun ajaran berikutnya, akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi karena menurut Mawar, pendidikan sangatlah penting bagi dirinya untuk masa depannya.

Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa pendidikan tidak begitu penting baginya. Menurut saya, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor ekonomi dan faktor lingkungan sosial. Faktor ekonomi disebabkan karena terbatasnya biaya yang dimiliki seseorang untuk membiayai pendidikannya sampai ke jenjang yang lebih tinggi seperti perguruan tinggi. Biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja pas-pasan, apalagi untuk membiayai pendidikan sampai ke jenjang kuliah. Namun ada juga yang berasal dari keluarga kurang mampu, tetapi mempunyai keinginan dan tekad yang kuat untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi agar mereka tidak seperti orangtuanya yang hanya berpendidikan sampai jenjang SMA, SMP, bahkan SD. Faktor yang lain yaitu faktor lingkungan sosial. Lingkungan tempat tinggal juga mempengaruhi tingkat pendidikan seseorang. Jika di tempat tinggalnya banyak yang maksimal lulusan SMA bahkan ada yang hanya lulusan SD kemudian melanjutkan bekerja, maka seolah-olah lingkungan akan membentuknya seperti itu. Apabila lingkungan tempat tinggalnya banyak yang berpendidikan hingga perguruan tinggi, maka seseorang akan mengimbanginya dengan menganggap bahwa pendidikan itu sangatlah penting. Teman sebaya juga dapat mempengaruhi tingkat pendidikan seseorang dan anggapan betapa penting atau tidak begitu pentingnya sebuah pendidikan.

Dengan demikian, mari kita sebagai manusia dewasa mengubah mindset bahwa pendidikan itu sangatlah penting. Pendidikan tidak hanya diberikan di lembaga formal saja, namun di lembaga nonformal bahkan informal pun dapat kita dapatkan. Sebagaimana ayah dan ibu kita mendidik sejak bayi. Namun pendidikan di lembaga formal juga penting. Apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini, dengan banyaknya pengaruh yang diberikan oleh negara barat kepada kita khususnya bangsa Indonesia seperti konsumerisme, hedonisme, materialisme, individualisme, dan isme-isme yang lain, dengan pendidikan atau ilmu yang telah didapatkan, menjadikan kita untuk dapat memilah dan memilih mana yang baik untuk kita dan mana yang kurang baik. Karena secara tidak langsung kita telah dijajah oleh negara barat dengan menggunakan barang-barang yang terbuat dari luar negeri dan meniru gaya hidup maupun gaya berpakaian orang barat yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Dan juga tidak sedikit orang yang bangga jika menggunakan produk dari luar negeri ketimbang menggunakan produk yang berasal dari dalam negeri kita sendiri yaitu Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline