Lihat ke Halaman Asli

Meri Sahrina Daema

Travel Blogger | Outdoor Enthusiast | Mountainer | Environmental Enthusiast | Voluntourism

Berdayakan Perempuan Melalui Sekolah Bank Sampah

Diperbarui: 9 November 2024   13:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun zaman sudah modern dan berkembang pesat, namun kedudukan perempuan masih banyak yang belum bebas memilih apa yang diinginkannya. Terutama di beberapa daerah tertentu yang sistem patriarkinya masih sangat kuat, perempuan masih dianggap sebagai makhluk domestik dimana pekerjaannya hanya mengurus urusan rumah tangga, mengurus suami, dan anak.

Bahkan banyak dari mereka tidak bisa berkarya, berkarir, atau mengejar pendidikan yang layak untuk masa depannya. Namun ada juga beberapa perempuan yang mampu bangkit membuat dirinya berkembang mencapai apa yang diinginkannya, menduduki posisi yang diinginkannya, dan mengejar semua mimpinya sampai diraih. Bahkan mereka mampu empowering perempuan lain sekitarnya. Dan salah satu perempuan inspiratif ini bernama Wenny Ira Reverawati.

Wenny Ira Reverawati, Pendiri Sekolah Bank Sampah Di Jambi Yang Berdayakan Para Perempuan

Wenny Ira Reverawati adalah salah satu perempuan inspiratif dari Jambi yang mendirikan sekolah bank sampah sejak tahun 2015. Perempuan yang tertarik dengan isu-isu perempuan ini, melihat daerahnya memiliki isu lingkungan berupa sampah yang tidak terkelola dengan baik. Berangkat dari hal tersebut, Wenny mengkolaborasikan idenya untuk memberdayakan perempuan di desanya melalui pengelolaan sampah.

Kegelisahannya dan pemikiran cemerlangnya akhirnya melahirkan Sekolah Bank Sampah Perempuan Penyengat Olak yang berdiri mulai tahun 2016. Sekolah ini berada di Desa Penyengat Olak, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Gayung bersambut, ternyata perempuan-perempuan di desanya juga menyukai isu tentang lingkungan.

Perempuan yang aktif sebagai akademisi di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Nurdin Hamzah Jambi ini, terjun langsung melakukan pendampingan pembentukan sekolah bank sampah. Sampai akhirnya terbentuk muai dari struktur organisasi, kurikulum yang akan menjadi pedoman, dan administrasi terkait dengan sekolah bank sampah tersebut. Sekolah ini mempunyai jadwal pertemuan setiap hari senin, pukul 14.00 sampai 17.00.

Sumber: https://www.kompasiana.com/wennyirawahyuni

Di pertemuan ini, perempuan inspiratif ini bersama rekan-rekannya mengajari perempuan di desa Olak untuk mendaur ulang sampah menjadi barang-barang berdaya guna. Sekolah ini pada awal-awal fokus melakukan daur ulang sampah plastik bekas botol mineral, bungkus mie instan, plastik bungkus kopi, kertas koran, kain perca, sampai dengan celana jeans bekas. Semuanya diolah menjadi berbagai kerajinan seperti Seperti kotak tisu, vas bunga, kotak pensil, tas kecil, piring, dan kerajinan lainnya.

Kegiatan positifnya mendapatkan tanggapan positif dari berbagai pihak. Salah satunya dari pemerintah desa Olak yang kemudian memasukkan keperluan sekolah bank sampah ini ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). 

Sambutan hangat jga ditunjukan oleh pemerintah Kabupaten dan Provinsi yang memberikan kesempatan kepada sekolah bank sampah memperkenalkan hasil karya para perempuan-perempuan hebat ini dalam pameran pemerintahan setempat. Peluang ini tentu saja tak dilewatkannya, Wenny pun memamerkan semua hasil karya perempuan-perempuan di sekolah bank sampah yang ia kelola.

Sampai akhirnya produk-produk hasil karya tangan perempuan-perempuan hebat Olak dipamerkan dan dipromosikan ke dinas-dinas setempat. Tak sampai disitu saja perjuangannya, tahun 2019 Wenny juga merangkul para perempuan difable untuk mengikuti pelatihan. Dan sejak tahun 2020, sekolah bank sampah ini sudah berkolaborasi dengan perguruan tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline