Lihat ke Halaman Asli

Meicky Shoreamanis Panggabean

Penulis biografi BTP dan Munir

Enaknya Ahok Ini Kita Apain Ya?

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

‘Nasib’ DKI memang istimewa sejak akhir tahun lalu.  Baru kali ini DKI punya gubernur yang mengaktifkan sistem pengaduan, bisa didatangi warga, workaholik, anti KKN, dan…

“Mulutnya tajam. Arogan. Belagu”, begitu kata sebagian orang.  Dan…

“Takut TNI. Padahal  dulu dia bilang dia hanya takut dengan Tuhan”, begitu keluh seorang teman. “Saya mau pemimpin yang benar-benar hanya takut sama Tuhan dan ngga berlindung di balik alasan,’Yah..Namanya juga manusia’ atau ‘Yah…Namanya juga politisi, butuh hikmat kalo mau bertindak, ngga bisa semua orang dilawan’ “, begitu lanjutnya.

Dengan segala sepak-terjangnya yang mengundang pro dan kontra plus rencana Ahok untuk maju lagi pada pemilihan gubernur  2017, apa yang sebaiknya kita lakukan ?

***

Seorang teman memuji-muji Ahok namun segera sesudah proposal programnya ditolak Ahok, ia berbalik menjadi Ahok’s hater. Ada juga seseorang yang telah bekerja sama dengan pejabat DKI namun  tak berhasil merayu Ahok untuk menggolkan proyeknya. Orang ini sekarang  cukup rajin mengkritik Ahok secara membabi-buta.

Hal pertama yang harus kita lakukan:Mikir dulu deh. Kebijakan Ahok yang mau kita kritik itu, hendak kita kritik karena keputusan Ahok jelek atau karena keputusannya  merugikan kita ? Jadi kalo keputusannya jelek tapi menguntungkan kita, maka kita akan diam saja ? Jika jawaban dari dua pertanyaan itu  ada di pilihan yang terakhir, silahkan berhenti membaca. Tulisan ini bukan untuk Anda.

Nah, sekarang kita anggap  keputusan Ahok memang jelek.  Kita lihat sendiri bahwa masalah yang ada harus ditindaklanjuti, entah tentang jalanan berlubang, perombakan formasi PNS yang kita curigai mengandung aroma uang, pelarangan motor di jalan utama, omongan Ahok yang terlampau kasar mungkin…Terus mesti gimana ?

Cara termudah adalah SMS ke 1708 dan SMS Ahok (085811291966/ 081-194-4728 /081927666999). Nomor 1708 itu nyambung ke dinas-dinas dan digunakan Ahok untuk menjadi salah 1 alat ukur apakah dinas kerjanya beres atau tidak..

Cara lain, kirim surat ke Balai Kota, minta ketemu. Semua surat yang ditujukan ke Ahok lewat Balai Kota pasti sampai  ke tangan beliau.

Pilihan lain, datang ke  Balai Kota jam 7an dan cegat beliau pas mau masuk kerja.Umum kok itu, warga mencegat  Ahok pagi-pagi di kantornya.

Mau yang  lebih ‘serius’ ? Kalau  memang kinerja Ahok dianggap jelek dan berpotensi menghancurkan warga, buatlah  tulisan , lengkapi dengan data, dan kasih ke Balai Kota, minta ketemu. Anda tinggal di luar DKI ? Ya cukup deh dokumennya dikirim aja kalo gitu.

Beberapa orang kecewa karena masalah mereka tak dikomentari Ahok di media massa. Ahok tak mungkin mengomentari semua hal yang terjadi di DKI. Jumlah warga sekitar 10 juta, masalahnya mungkin sehari ada 700 ribu. Agar masalah Anda diperhatikan dan dikomentari secara publik, ajak orang-orang untuk rame-rame kirim SMS. Saya pernah mengajak orang-orang untuk kirim SMS ke Ahok agar  menyederhanakan acara Malam Tahun Baru. Ada beberapa institusi yang mengajukan ide serupa dan diberitakan media. Percayalah, warga lain yang mengSMS Ahok pasti banyak karena isu Malam Tahun Baru ketika itu benar-benar lagi hangat diperbincangkan. Beberapa jam sebelum acara berlangsung, Ahok membuat pernyataan resmi di Twitternya tentang acara Malam Tahun Baru tersebut.

Jakarta adalah etalase Indonesia merangkap beranda dan ruang tamu. Orang menilai Indonesia sampai ke tiitk tertentu juga dengan cara memasukkan penilaian mereka tentang ibu kota. Maka, sepak-terjang Ahok amatlah penting untuk dicermati.   Jangan berpikir yang bisa koar-koar hanyalah pengamat. Warga biasa juga bisa kok protes-protes ke Ahok.

Lakukan apa saja yang bisa kita lakukan untuk menentang kebijakan Ahok jika memang kebijakannya ternyata jauh dari bijak:SMS, aplikasi Qlue dan SafetiPin di Android…Datang langsung ke orangnya  juga  bisa. Dengan demikian, kita melakukan partisipasi politik dan membantu warga untuk berpikir apakah tahun 2017 sebaiknya memilih Ahok lagi atau tidak.

Yang penting, proteslah dengan  elegan, jangan  dengan gaya orang yang sakit hati karena programnya tidak disetujui Ahok atau proposal ditolak mentah-mentah. Kalau mau sangat serius, berikan data pembanding, lengkapi dengan foto. Minta ketemu.

Saat-saat kita punya gubernur yang tidak bisa dihubungi dan makan gaji buta sudah lewat. Kita bisa lihat di YouTube, Ahok meladeni keluhan seorang ibu selama 8 menit di halaman Kota Tua sesaat sebelum beliau masuk mobil. Kita juga bisa lihat saat diwawancara wartawan di balai Kota, Ahok rela diinterupsi seorang ibu yang protes panjang lebar kenapa Jokowi nyapres. Ahok berhenti meladeni ibu tersebut karena ibu itu diminta diam oleh wartawan-wartawan, bukan oleh Ahok.

Jangan pernah lupa, Ahok pernah bicara begini,”Pegawai DKI itu bukan pejabat. Kita melayani orang”.

Nah !!!

Jadi jawaban untuk pertanyaan yang dijadikan judul, sangatlah sederhana.

Enaknya Ahok Kita Apain ?

Ya enaknya kita protes. Enaknya kita kritik.

Tentu saja memprotes atau mengkritik karena keputusannya jauh dari bijak. Bukan karena keputusannya bagus tapi merugikan kita dan  kalau keputusannya jelek namun kita diuntungkan, kita diam saja.

Begitu bukan ?

11/1/2015,12.33 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline