Lihat ke Halaman Asli

Hanya dengan Rp.1000 Indonesia Jadi Maju

Diperbarui: 4 April 2017   16:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jangan keburu marah bila Malaysia mengklaim sesuatu yang ada di Indonesia menjadi bagian dari Malaysia, misalnya lagu, tarian, budaya, bahkan makanan, seperti akhir-akhir ini dihebohkan bahwa Malaysia mengklaim makanan tradiosional Lumpia Semarang. Yang perlu kita ketahui Malaysiameslogankan diri sebagai Trully Asia jadi sesuatu yang wajar bila Malaysia mengiklankan diri dengan menggambarkan berbagai kebudayaan Asia yang ada di Malaysia, seperti Budaya China, Budaya India, Budaya Melayu, Budaya Arab, Budaya Indonesia seperti Budaya Jawa dan Bali, yang memang banyak penduduk mereka berasal dari daerah-daerah tersebut yang sudah lama bermukim di Malaysia.

Kenapa kita marah, seharusnya kita senang bahwa budaya kita ada di negara lain dan menjadi suatu kebanggaan bila budaya kita sangat dihargai di negara lain juga dijadikan salah satu bagian dari budaya mereka dan diperkenalkan kepada dunia Internasional.

Pemakaian budaya asing juga banyakdigunakan di negara kita, seperti Budaya Arab, Budaya India, tidak ketinggalan Budaya Tiongkok, Budaya China ada dimana-mana, makanan china ada dimanapun bahkan diplosok negeripun ada. Contohnya : Barongsai, Tahu, Bakso dan banyak lagi, tapi Negara Tiongkok tidakmarah dan tidak protes, budaya mereka di pakai oleh negara lain dan dijadikan ikon maupun iklan pariwisata negara lain, sebab orang pasti tahu bahwa itu adalah produk budaya mereka dan mereka menyadari bahwa penduduk keturunanChina memang banyak yang sudah bermukim di negara lain dan menjadi penduduk setempat dan tetap meneruskan budaya mereka walaupun tinggal di negeri orang dan menjadi budaya setempat.

Seharusnya kitapun meniru Tiongkok, karena orang keturunan Indonesia juga tersebar diberbagai negara, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Belanda, bahkan di Suriname jauh di benua Amerika sana dimana negara tersebut memiliki penduduk keturunan Jawa yang cukup besar, bahkan budaya Jawa sangat melekat di Masyarakatnya mereka menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari dan dijadikan salah satu Bahasa Nasionalnya, Budaya Wayang Kulit, Wayang Orang, Karawitan dan banyak lagi juga tetap lestari di Negara tersebut dan dijadikan mereka sebagai Bagian dari Budaya Mereka, tapi kita tidak marah, tapi kenapa Negara Malaysia menggunakan budaya kita sebagai bagian dari budaya mereka yang merupakan slogan negara mereka Trully Asia kita langsung beraksi dan naik pitam.

Sebenarnya kita Cuma sedikit keki atau tidak nyaman dengan Malaysia, Malaysia yang dulu berguru dengan Indonesia, yang dulu tertinggal dari Indonesia, sekarang Jauh meninggalkan Indonesia menjelma menjadi negara Makmur dan lebih maju dari Indonesia, Malaysia maju bagaikan larinya seekor Cheetah, dan kita berjalan seperti jalannya keong, bahkan Malaysia bagaikan Magnet bagi penduduk Indonesia baik untuk menuntut ilmu maupun untuk mengais rezeki.

Sebaiknya kita intropeksi diri dulu. Jika Budaya kita tidak mau di Klaim oleh negara lain, kenapa kita tidak mempatenkan budaya kita sejak dulu, kenapa kita ribut setelah negara lain yang mengembangkan budaya kita dan membanggakannya, kenapa kita selalu kalah langkah dengan negara lain, nah ini salah kita atau salah siapa?, jadi kenapa kita yang kalah dan salah harus marah.

Mari kita bangun Negara Indonesia tercinta ini dengan kepala yang dingin, hati yang bersih dan ikhlas, serta optimis yang tinggi, jangan kita emosi dan jangan malas. Kita mempunyai modal yang kuat, seperti Sumber Daya Alam yangmelimpah, Sumber Daya Manusia yang banyak.Mari kita bersatu, jauhkan ego sektoral, jauhkan prasangka buruk terhadap pemimpin, lawan politik. Kita bangun bangsa ini menjadi negara yang kuat, jangan Persatuan hanya sebagai slogan kita saja “Bhinika Tunggal Ika” tapi kita wujudkan sebagaimana kita bersatu mengumpulkan koin untuk Australia, hehehe.

Tapi tunggu dulu, penduduk Indonesia berjumlah 250 juta, jika separuhya saja menyumbang Rp.1.000,- maka akan terkumpul uang Rp.125.000.000.000,- wow, jumlah yang sangat banyak bisa untuk membikin sekolah, dan puskesmas di desa-desa. Dan andaikan itu dilakukan setiap bulannya maka akan terkumpul uang Rp.125.000.000.000,- x 12 = Rp.1.500.000.000.000,- wow jumlah yang sangat fantastis, bisa untuk pembangunan yang lain lagi, andaikan kita bersatu mau berswadaya membangun negeri dengan menyisihkan uang Rp.1.000,- saja tiap bulannya, terbayang tidak bagaimana majunya negara kita. Jadi pembangunan jangan hanya mengandalkan dari pemerintah saja, kita pun bisa. Bagaimana mau....!!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline