Aku adalah seorang anak tunggal, yang idealnya mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang penuh dari kedua orang tuaku karena tidak terbagi kepada siapapun. Namun kenyataannya, aku merasa perhatian dan kasih sayang tidak aku dapatkan dari mereka.
Tidak jarang mereka sibuk dengan urusannya masing-masing, mulai dari pekerjaan hingga urusan pribadi keduanya, yang membuat mereka kurang menyediakan sisa waktu untukku. Terkadang aku iri dengan teman-temanku yang bisa dekat dengan ayah maupun ibunya, memiliki keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang.
Aku tumbuh dan besar dengan tidak menceritakan apapun kepada kedua orang tuaku. Aku paham dan mengerti jika kesibukan mereka bertujuan untuk memenuhi kebutuhanku yang tidak sedikit. Mulai dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan lainnya mereka penuhi. Aku merasa bersyukur untuk itu, namun sebagai seorang anak aku juga membutuhkan waktu mereka agar aku merasakan kasih sayang mereka.
Pernah sesekali aku mecoba untuk berkomunikasi akan hal ini, aku membicarakan tentang tujuanku agar bisa mendapatkan perhatian dari mereka serta meminta quality time bersama.
Namun kedua orang tuaku selalu berpikir bahwa materi lah yang dapat memberikan kebahagian untukku dan materilah solusi dari segala permasalahan, namun nyatanya bukan seperti itu. Aku merasa sendiri, jiwaku hampa dan merasa tidak pernah dicintai secara tulus bahkan oleh kedua orang tuaku sendiri.
Masa terberatku ada pada saat aku menginjak bangku SMA. Mulai dari dibully oleh temanku sendiri, dikecewakan oleh laki-laki yang aku percaya, hingga tidak diterima di PTN, serta masalah berat lainnya. Disinilah seharusnya orang tua berperan untukku. Aku sangat membutuhkan sosok atau dukungan dari kedua orang tuaku.
Mereka tidak perlu melakukan apa apa, cukup dengan mendengarkan keluh kesahku ini saja cukup untukku, agar hatiku terasa lebih lega dari beban yang menumpuk. Namun sikap mereka kepadaku sepertinya menggambarkan mereka menganggap remeh tentang masalahku dan mengatakan jika masalah mereka dan kesibukan mereka jauh lebih penting.
Semenjak dari hari terberatku, aku jalani seorang diri. Aku mulai terbiasa melakukan apa apa sendiri tanpa melibatkan orang tuaku. Anehnya mereka menganggap aku yang tidak perhatian dan cuek.
Padahal jika kalian melihat kenyataannya merekalah yang telah membiarkanku menjadi seperti ini, entahlah aku bingung sekali dengan langkahku kedepan, mungkin mereka sudah merasakan jika materi saja tidak cukup untuk membahagiakan dan mengisi kekosongan hati.
Tidak jarang aku menaruh rasa marah dan kecewa kepada orang tuaku, mereka tidak sadar jika ini adalah bentuk dari kesedihkanku yang merasa kurang perhatian dari orang tuaku.
Sampai saat ini orang tuaku belum menyadari bahwa materi dan uang bukanlah segalanya untuk anak. Sebagai anak satu-satunya aku hanya meminta hal yang seharusnya menjadi hakku seperti kasih sayang, waktu, dan perhatian serta komunikasi yang baik diantara orangtua-anak.