Lihat ke Halaman Asli

Megawati Sorek

Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Ramadan Akan Berlalu dan Kaitannya Dengan Musibah

Diperbarui: 29 Maret 2023   15:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri: Koleksi Foto Megawati Sorek

Setiap kita mengalami yang namanya konflik hidup atau yang sering kita sebut masalah. Intinya hidup itu masalah, jika tak mau ada masalah maka selagi dalam perut ibu dulu kemarin mintalah untuk tidak terlahir ke dunia ini. Jangankan kita yang manusia biasa saja, sedangkan para nabi menjalani hidup dengan berbagai dera yang melanda. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 155 yang artinya  adalah :

"Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, dan kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berita gembira kepada orang-orang yang sabar."

Cobaan ujian atau terkadang kita sebut musibah. Musibah adalah hal yang tidak dikehendaki dan tidak menyenangkan hati. Kejadiannya apa saja, bisa menimpa seseorang atau kelompok. Misalnya pada pribadi dan keluarga bencana kematian, sakit, rugi kena tipu, bangjrut usaha, kehilangan barang, kebakaran, kecelakaan,  kena pecat, dan sebagainya. Sedangkan kelompok atau umum, bisa saja bencana alam, paceklik, musim yang ektrim, pandemi, kalah lomba, kalah perah dan lain-lain.

Lalu sambungan ayat di atas QS. Al-Baqarah 156 dan 157:

"Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata"Sesungguhnya kami ini adalah milik Allah sesungguhnya kepadaNya kami kembali. Mereka itulah yang memperoleh ampunandan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."

Ucapan inna lillahi wa innaa ilaihi raaji'un pernah terucap oleh penulis saat tetangga kehilangan barang. Ia terkejut bukan ada yang meninggal ia mengklarifikasi. Oh, iya baru menyadari kebanyakan dari kita mengucapkan khusus jika ada kematian saja, padahal sejatinya apa pun musibah kita tiada salahnya mengucapkan hal itu.

Sejatinya kita terkena musobah atau akan mengalaminya itu pasti.  Jangan merasa sendirian, artinya bukan kita saja yang bernasib buruk. Kegembiraan dan kesedihan saling datang silih berganti. Dunia ini memang sebagai wadah untuk kita menjalankan segala ketentuan yang telah ditetapkan dengan berusaha, bersyukur, sabar dan tawakal bisa menjadi solusi masalah. Selain itu janganlah berburuk sangka kepada Allah SWT. Jangan benci suatu musibah bisa jadi sesuatu itu justru menyimpan kebaikan yang bermanfaat. Menyalahkan takdir, menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang lain bahkan menyalahkan Tuhan, menuding Allah tidak adil. Kita harus tahu rahasia dan hikmah takdir. Bukankah rukun iman yang ke enam adalah suatu ketetapan mutlak preogatif yang maha kuasa mengatur alur hidup. Takdir memang telah ditetapkan dan bisa saja berubah jika melakukan amal kebaikan atau keburukan.

Muslim yang beriman bagaimanakah menyikapi musibah :

1. Iman yang Kuat dan Ridho/ikhlas

Yakin dengan sesungguhnya kehendak Allah. Suka duka yang dijalani tentunya sudah berlaku untuk semua umatnya dan caranya berbeda-beda. Musibah adalah ujian untuk menaikkan derajat yang lebih tinggi.

Mengucapkan inna lillahi wa innaa ilaihi raaji'un sevagai pengakuan akan kebesaran Allah dan penyerahan diri kita sebagai hambanya yang lemah dan lalai. Ucapan itu juga akan mendatangkan pahala

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline