Lihat ke Halaman Asli

Seleb Seks(i)

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13918418541370821985

Dunia hiburan memang dinamis. Nyaman dan menggiurkan dengan berbagai aroma yang ditawarkan jika seseorang masuk didalamnya, apalagi jika ia menjadi pusat di dunia gemerlap itu. Tak heran banyak orang ingin masuk dan hidup selama-lamanya di dalamnya. Mengapa Saya katanya banyak?, karena beberapa orang tidak ingin menjadi mainstream dan memilih untuk berbeda. Beberapa orang enggan terlibat atau bahkan tidak ingin sekedar tahu dunia yang satu itu, entah dengan alasan takut tergoda pengaruh buruknya, takut banyak buat dosa, takut lupa diri, takut menjadi gila, dan macam-macam alasan lainnya. Kalau Saya ditanya kenapa tidak masuk dunia seleb tanah air, jawabnya simple dan jujur sekali, 'gagal di fit and proper test nya', haha. Tapi satu hal ini Saya sangat bersyukur, selain memang hasrat tidak ingin kesana dan jelas bukan dunia Saya. Mengapa menjadi sosok selebriti menjadi dambaan banyak insan?. Banyak sebetulnya alasan penguat yang membenarkan hipotesa Saya. Pertama, manusia adalah makhluk sosial dimana hubungan dengan manusia lain menjadikan seseorang memiliki pijakan, tak peduli model manusia macam apa yang dipijaknya, yang jelas I am in a group, no more loneliness. Senyaman-nyamannya orang yang memilih sendiri dalam sepi sepanjang hari tanpa haha hihi, tetap akan ada titik jenuh, dan yang terpenting 'manusia itu tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain'. Saat seseorang berada dalam komunitas, rasa nyaman dan percaya dirinya akan semakin besar, menjadikan dia sosok yang lebih kuat, itu segi positifnya, namun tentunya ditunjang dengan lingkungan yang penuh dengan aura positif juga di dalamnya. Alasan lain mengapa banyak orang memimpikan menjadi seleb adalah karena keuntungan yang didapat dengan predikat yang disandang. Selain aliran dana ke kantong gak akan putus, hidup terasa penuh dengan limpahan barang mewah dan materi,  tentunya dipuja-puja banyak orang akan menjadikan seleb tersebut melayang di atas awan. Entah dipuji karena dia cantik, manis, seksi, lucu, pintar, anggun, dan segala macam pujian lainnya yang selalu membuat seleb mudah terlena. Menjadi seorang seleb di negara kita ini tidak sesulit dibandingkan dengan mengikuti tes seleksi penerimaan PNS yang penuh dengan jutaan orang yang hanya berebut beberapa puluh kursi saja dengan berpuluh tahap tes yang harus diikuti. Jangan tanya mengapa menjadi seleb memang lebih mudah ya. Benarkan itu?. Bukti nyata banyak terlihat di seputar kita, simple dan mudah ; buat saja video porno atau mesum, bongkar aib diri sendiri yang pernah 'dekat mepet lengket' sama seleb lain atau pejabat tinggi yang sudah menikah, sebar foto topless atau nude, tapi jangan lupa diinfokan lewat jumpa pers kalau hapenya kemarin hilang, dan masih banyak cara lainnya yang dapat dilakukan jika ingin masuk dunia seleb secara mudah dan singkat. Pokoknya ibarat masuk jalan tol dengan memakai kartu GTO. Kalah deh dibanding bikin mie instan yang harus direbus 3 menit, haha. Tapi ada satu cara lagi yang bisa dilakukan, yang akan menjadikan seseorang menjadi buruan semua media dari berbagai divisi lini berita, baik itu media cetak, televisi, dan radio. Wah pokoknya komplit deh!. Mau tahu caranya?. Tapi saran Saya jangan ya, pertanggungan sama Yang Di Atas berat sekali... Baiklah jika ingin tetap tahu, tapi janji ya gak akan ikut mereka-mereka itu. Gampang kok, seseorang cukup mendekatkan dan memberikan seluruh raganya dengan koruptor yang beredar dimana-mana, lebih hebat lagi kalau dapat koruptor yang lagi mau dilumat sama KPK, (eh tapi KPK kalau melumat masih milih-milih makanan yah, gak semua yang kotor dihisap layaknya mesin vacuum cleaner deh, beberapa dibiarin aja di lantai sampai jamurnya kemana-mana), tapi yang jelas kata si Mas-mas yang jadi jawaranya L-men Man selalu berkata, "Trust me. It works!". Bagaimana gak IT WORKS, lelaki itu lagi sering bolak balik dipanggil KPK, awalnya masih status saksi, eh gak lama jadi tersangka. Selanjutnya PPATK akan menelusuri aliran sungai uang haram itu mengalir, BINGO! TARARAA! Akhirnya ketemu juga sosok wanita yang jadi rumah bersemayamnya uang haram itu. Gak usah menunggu lama deh pokoknya, dalam hitungan jam bahkan menit nama sang wanita akan masuk didalam hot topic pemberitaan di tanah air. Yang membuat Saya heran, wanitanya malah senyum sana sini, pose manis menggoda, diundang jadi bintang tamu di banyak talk show, nongol jadi cover majalah, serta pemberitaan lengkap dari hobi maupun kegiatan sang wanita sehari-hari dikupas habis sampai ke kulit terdalam. Wanita itupun semakin dikenal banyak orang, tak butuh waktu lama membuat ia sering  nongol di TV, tentu penampilannya jangan ditanya, selain cantik, pastinya SEKS(i) (rata-rata mereka emang kekurangan bahan pakaian yah dan juga terbiasa nahan nafas kayaknya, terbukti bajunya minim dan sempit2 di bagian atasnya, hehe), padahal kan sang koruptor memberi segalanya (uang ya bukan kebahagiaan sejati). Tapi seleb instan dengan cara jalan tol ini tidak hanya berlaku bagi satu jenis gender saja ya, ada kok seleb pria yang begini. Inilah yang Saya katakan jalan pintas dan super instan menjadi seleb model abal-abal. Berbeda dengan seleb yang memang serius merintis karirnya sejak dini tanpa permainan dan penggadaian identitas disertai obral anggota tubuhnya. Masyarakat tentunya dapat menilai di jalur mana sang seleb berada, apakah jalur long episode yang penuh dengan lika-liku semangat hebat dan prestasi luar biasa yang diraihnya, ataukan model jalan tol sekali bayar yang bermodalkan ke SEKS(i)an semata. Bumi memang masih berputar pada porosnya, namun beberapa orang mengatakan'ini jaman gila'. Tidak akan Saya tampik, toh memang banyak benarnya. Tapi perlu diingat "lelaki baik-baik akan selalu mencari wanita baik-baik, karena ia yang baik hanya pantas dengan yang baik"

13918416671744913331

Dan Saya memilih jadi wanita baik-baik untuk suami Saya yang baik dan tambun, serta menjadi Seleb SEKS(i) untuk suami Saya yang halal. Jangan tanya bagaimana rasanya, hanya satu jawabnya: NIKMAT! Ket : Gambar diambil dari survivingfourkids.blogspot.com dan koleksi pribadi penulis bersama dengan suami. (Jangan heran kami masuk kolam, haha)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline