Lihat ke Halaman Asli

Mega Melody

Just the way I am

Ceria bersama Kampung Kasimle

Diperbarui: 24 Februari 2021   15:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kami adalah komunitas Gaba Ceria yang bergerak dibidang pendidikan dan sosial di Kota Sorong, selain itu kami juga mengelolah TBM (Taman Baca Masyarakat) dikampung Kasimle yang bernama Rumah Baca Kampung Kasimle. Gaba Ceria berfokus pada daerah terpinggir dan pedalaman di Sorong, mengingat pendidikan dan beberapa bidang tidak terlalu diperhatikan oleh pemerintah setempat, sangat disayangkan bukan? Itulah kenapa kampung Kasimle yang berada di distrik Seget, kabupaten Sorong, Papua Barat menjadi salah satu kampung dampingan Gaba Ceria.

Kegiatan-kegiatan yang kami lakukan merupakan kegiatan rutin setiap 2 atau 3 bulan sekali. Pembukaan pendaftaran relawan kerap kali dilakukan oleh tim agar para relawan atau orang-orang berjiwa sosial dapat menyalurkan bakat/ilmu yang mereka punya, seperti kesehatan, seni, dan masih banyak lagi.

Terhitung sejak tanggal 15 hingga 20 Februari 2021, kampung Kasimle menjadi jadwal kunjungan tim. Selama 5 hari disana, para relawan melakukan kegiatan sesuai dengan bidang yang telah digeluti. Kegiatan-kegiatan tersebut berupa Literasi Baca Tulis Dasar, Merajut untuk mama-mama, Literasi Kesehatan, Pengenalan IT kepada anak-anak berusia 10-15 tahun, Literasi Ceria (pantun, puisi, bercerita/dongeng), dan Seleksi Pelatihan Pemuda sesuai dengan tema yang menjadi acuan tim yaitu Kasimle Berdaya. Seleksi pelatihan pemuda dilakukan agar pemuda yang terpilih mengikuti pelatihan dibase camp salah satu komunitas di Sorong, yaitu Kompipa (Komunitas Peduli Papua) selama 2 bulan. Pelatihan yang akan dijalani oleh pemuda Kasimle adalah berkebun dan berternak, dimana pelatihan ini diharapkan dapat memberdayakan masyarakat Kasimle.

Perlu diketahui, perjalanan kekampung Kasimle tidaklah mudah. Berjam-jam perjalanan yang harus tim lalui dengan menggunkan mobil L200, jalanan yang tidaklah bagus (licin ketika hujan, yang dapat membuat ban mobil tertanam dan perlu didorong, berdebu ketika panas). Keadaan dikampung Kasimle adalah tidak adanya akses jaringan seluler maupun internet, listrik yang hanya menyala dijam-jam tertentu (jam 6 sore hingga 6 pagi), hanya mengandalkan air hujan untuk dikonsumsi walaupun terdapat sumur yang airnya mengandung kapur sangat tinggi, terjadinya abrasi dipesisir pantai, dan tidak adanya guru yang ditugaskan pemerintah karena tidak betah dengan alasan keadaan-keadaan tersebut. Walaupun beberapa keadaan buruk yang terdapat dikampung tersebut, tetapi pantainya begitu indah ketika matahari terbit dan terbenam, ombak yang menggulung tinggi, hasil laut melimpah, dan yang paling mengesankan adalah semangat adik-adik untuk belajar (secara formal maupun belajar sambil bermain), serta keramahan masyarakatnya.

Semangat tim tidak akan luput dengan keadaan-keadaan buruk ketika berada di Kasimle, sekalipun perjalanannya yang cukup ekstrim dalam segi waktu maupun cuaca yang tidak menentu. Terbukti dengan kegiatan yang dicanangkan berjalan lancar hingga akhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline