Lihat ke Halaman Asli

Resume Buku Tugas MPA PGSD 2015

Diperbarui: 17 Agustus 2015   15:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama : Mega Tri Wulandari

Nim    : 1815150292

 

Identitas Buku 
Judul Buku  : Bagai Pungguk Merindukan Pendidikan Gratis
Penulis        : 1. Purwo Udiutomo
                      2. M. Syafi’ie
                      3. Dewi Puspitasari
Penerbit      : Dompet Dhuafa – Makmal Pendidikan
Isi Buku      : 211 Halaman

 

          Buku ini merupakan gagasan tertulis yang dilahirkan oleh Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa yang telah melakukan sebuah pengamatan, tindakan nyata dilapangan, dan refleksi atas pelbagi persoalan pendidikan di bumi pertiwi ini. Buku ini terdiri dari empat bagian. Bagian pertama membahas tentang balada pendidikan murah dan gratis. Pendidikan gratis yang hanya ada di spanduk, tetapi tidak ada di dunia nyata. Sementara bagian kedua berisi rangkaian mimpi untuk mengakhiri kesenjangan fasilitas dan infrastruktur. Di bagian ketiga buku ini bercerita tentang permasalahan kebijakan pendidikan di Indonesia. Kebijakan yang tidak bijak disana apalagi disini. Untuk bagian keempat tentang agenda dan aksi advokasi pendidikan.


          Pendidikan adalah jalan untuk membentuk harkat dan martabat setiap warga Negara dalam pergaulan social, ekonomi, politik, dan budaya untuk menciptakan interaksi yang berkeadilan antarelemen bangsa-negara. Setiap warga negara dari usia dini sampai usia dewasa, difasilitasi dan dijamin kemampuannya untuk menerima, mengolah, dan menciptakan informasi dalam ruang public yang menentukan kondisi lingkungan hidup bersama lebih baik. Hingga saat ini impian pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan di Indonesia masih jauh dari kenyataan.

          Pendidikan Indonesia masih menghadapi banyak tantangan besar, mulai dari mutu, relevasi, kualitas guru, akses, infrastruktur, dan tata kelola. Diperkuat dengan data Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2007, dari 100% anak yang masuk SD hanya 80% yang melanjutkan ke sekolah hingga lulus, sedangkan 20% lainnya putus sekolah. Pada Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meluncurkan program BSM (Bantuan Siswa Miskin) untuk menjadi solusi bagi siswa miskin untuk bisa terus sekolah. Namun tidak semua kasus anak putus sekolah bisa selesai teratasi hanya dengan memberikan beasiswa, baik melalui BSM maupun orangtua asuh.


          Peran pemerintah dalam menyediakan keterjangkauan, kualitas, dan akses pendidikan sangat penting, namun harus didukung penuh oleh sekolah dan masyarakat. Bisa jadi ada permasalahan dari sekolah yang menyebabkan adanya anak yang tidak lagi mengikuti pendidikan atau bahkan trauma bersekolah. Sekolah dianggap membosankan dan tidak menyenangkan, siswa dikeluarkan dari sekolah karena kasus bullying. Dalam hal ini peran sekolah dalam mewujudkan pendidikan sangatlah besar. Banyak persoalan di kelas dan sekolah yang sebenarnya mudah diselesaikan ketika melibatkan elemen masyarakat. Karena bagaimanapun, keluarga dan masyarakat adalah komponen penting dalam pendidikan.


          Dompet Dhuafa adalah elemen warga negara yang terdiri dari sekumpulan masyarakat yang memiliki kepedulian kepada pendidikan. Masyarakat merupakan pemilik dan pelaku sejarah dari proses pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan. Penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan hanya dapat berjalan dengan baik apabila mampu mensinergikan 3 pilar dasar yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat. Disinilah, Dompet Dhuafa melalui Makmal Pendidikan memberi obat mujarab yaitu melalui penguatan kualitas sekolah dan tenaga pendidik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline