Lihat ke Halaman Asli

Editorial Berperan Kuat Membentuk Opini Publik

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1337737748603621455

[caption id="attachment_189928" align="aligncenter" width="800" caption="Sumber : websitehome.co.uk"][/caption] Editorial merupakan tulisan yang mengungkapkan pendapat atau suara dari perusahaan atau organisasi media surat kabar atau majalah mengenai beberapa pokok permasalahan (persoalan) yang aktual, faktual, fenomenal, ataupun kontroversial yang berkembang di masyarakat dari aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, olah raga bahkan hingga entertainment dengan mengekspresikan opini atau pendapat dari sebuah perusahaan/instansi/organisasi media tertentu. Opini tersebut kemudian dapat menjadi suatu reaksi terhadap masyarakat atas berita-berita, kejadian, atau isu-isu terjadi yang telah disajikan, dimana hanya ditulis untuk mendapat pemahaman pembaca, sehingga pembaca dapat mengambil keputusan mengenai isu, peristiwa, atau permasalahan yang dibahas.

Berbicara mengenai editorial, menurut KBBI online editorial adalah ; mengenai atau berhubungan dengan editor/pengeditan (pekerjaan); artikel dari surat kabar/majalah yang mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar (majalah) tersebut, mengenai beberapa pokok masalah ; tajuk rencana.

Editorial juga dapat berisikan argumen untuk mendukung suatu kebijakan, tindakan, atau ide, dimana dapat menjadi argumen yang logis, kritis, evaluatif dan interpretatif yang disusun sedemikian rupa untuk menginformasikan, mendidik, menghibur dan mempengaruhi pembaca untuk menanggapi ide, peristiwa, kebijakan atau tindakan yang berdasarkan fakta yang ada dengan menunjukkan penalaran yang diberikan surat kabar.

Editorial dapat dibedakan atas tiga jenis, berdasarkan isinya ; Pertama, editorial yang menjelaskan (explain). Editorial ini sering digunakan untuk menjelaskan cara media menutupi subyek/topik yang sensitif atau kontroversional dan untuk menjelaskan situas-situasi baru yang berlangsung di seputar media tersebut. Kedua, editorial yang mengkritik (evaluate). Editorial ini menghadirkan kritik terhadap tindakan, keputusan, maupun situasi yang sifatnya membangun sembari menyediakan solusi bagi masalah yang diidentifikasi, dengan tujuan mendorong pembaca untuk melihat masalah, bukan solusinya. Ketiga, editorial yang persuasif (persuade). Model ini bertujuan untuk menyoroti solusi, bukan masalah. Umumnya, pembaca (institusi, organisasi tertentu (pemerintah)) akan didorong untuk mengambil tindakan spesifik yang nyata terhadap suatu masalah.

Karena editorial merupakan suara dari lembaga, perusahaan, instansi, atau organisasi media, maka editorial tidak ditulis dengan mencantumkan nama penulisnya, seperti halnya menulis berita atau feature. Idealnya sebelum melakukan penulisan editorial, sebaiknya segenap insan media terlebih dahulu mengadakan rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana serta segenap jajaran redaktur yang berkompeten, untuk menentukan pilihan dan keputusan bersama terhadap suatu permasalahan krusial yang sedang berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan pemerintahan untuk dijadikan sebuah tulisan, karena editorial merupakan tulisan yang berdasarkan dari pemikiran kolektif dari segenap awak media.

Secara tekhnik penulisan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis sebuah editorial antara lain ; (1) pengantar, isi, dan kesimpulan, (2) penjelasan yang objektif mengenai isu, peristiwa, dan permasalahan tertentu, (3) sudut pandang berita ditulis dengan akurat, (4) editorial yang baik mengangkat isu/berita/peristiwa, bukan personalitas, (5) tidak menyebutkan nama panggilan/julukan, (6) memberikan solusi alternatif kepada masalah/isu yang sedang diangkat, (7) memberikan kritik yang membangun, sekaligus memberikan solusi. (8) memberikan kesimpulan yang padat, jelas dan singkat.

Oleh sebab itu untuk melakukan penulisan editorial yang baik dan profesional, penulis harus memperhatikan prinsip-prinsip dari penulisan editorial, diantaranya penulis harus mengerti bahwa editorial merupakan pandangan sebuah lembaga/perusahaan/institusi bukan pandangan pribadi, sehingga penulis harus memahami secara benar karakter, visi dan misi media yang bersangkutan. Selain itu penulis juga harus memahami bahwa editorial harus mencerminkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan sebaiknya menghindari pemaparan yang bersifat menggurui dan menganggap pembaca tidak memahami isu yang terjadi.

Kemudian, topik, arah, dan permasalahan yang akan diangkat harus dibicarakan secra kolektif dengan tim redaksi. Selain itu, juga jangan menjadikan editorial hanya sekadar penghias atau pelengkap halaman saja, namun berusaha dapat menyajikan pendapat/pemaparan tentang berita/isu yang sedang hangat, menggunakan pemakaian kalimat yang ringkas, padat, jelas, lugas, dan langsung ke pokok persoalan, tidak bertele-tele dan berputar-putar, sehingga tulisan tersebut dapat menarik minat pembaca.

Hal tersebut pada hakikatnya, editorial merupakan sebuah analisa singkat yang diperlukan pengerjaan yang serius berupa argumentasi yang valid dan solid, sehingga memperkaya refrensi-refrensi yang lengkap dan representatif sangat diperlukan dalam penulisan editorial. Space yang tersedia juga terbatas, oleh karena itu penulis harus menghindari penulisan latar belakang permasalahan secara berlebihan, serta yang paling terpenting pemaparan editorial harus berpijak pada kebenaran.

Dari semua penjelasan yang telah terpapar sudah jelas terlihat bahwa editorial memiliki peran dan fungsi pembentuk opini publik yang kuat di media massa.Hal tersebut tentu saja dapat terealisasi, karena media massa berfungsi sebagai salah satu kekuatan terkemuka dalam pembentukan opini publik.Selama interpretasi masyarakat tetap menganggap editorial dan tulisan opini itu penting, maka editorial tersebut juga akan tetap memiliki eksistensinya di tengah masyarakat dan dapat terus menjadi relevan di segala usia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline