Lihat ke Halaman Asli

Sederhana Saja, Tetapi dengan Hati

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jatuh cinta biasanya ternisbatkan kepada seseorang atau pada sebuah benda, tanpa menafikan hal tersebut, kali ini berbeda, aku jatuh cinta pada sebuah “kata”. Entah mengapa kata ini selalu saja membuat hatiku bergetar saat mendengarnya. Kata yang selalu mengingatkan aku untuk tidak berlaku sombong, kata yang selalu mengingatkan aku untuk tetap tunduk dihadapan Ilahi, kata yang selalu mengingatkan aku akan arti hidup yang sesungguhnya.

Bagaimana denganmu saudaraku? Kata ini, “Sederhana”, mungkin akan terdefinisi secara berbeda, tergantung time of references and field of experiences (pengetahuan dan pengalaman), begitulah bahasa orang komunikasi. Tapi bagiku, sederhana itu, tak perlu didefinisikan, cukup di patrikan dalam hati dan menjadi identitas seseorang dalam kesehariannya.

Mungkin sedikit emosional, akhir-akhir ini, saya sering melihat arogansi bebebrapa teman saat perkuliahan. Mereka yang banyak protes dengan cara mengajar dosen, mereka yang sering protes dengan banyaknya tugas, dan keluhan-keluhan yang lain. Pun penyampaiannya yang tidak etis, mulai dari asal nyeplos saat kuliah berlangsung, datang dengan tanpa etika saat dosen sudah menjelaskan panjang lebar. Tanyaku dalam pikir, apa sebenarnya mau mereka? Tidak bisakah mereka menyampaikannya dengan lebih santun? Ekspresi yang sangat berlebihan, “sederhana” saja bisakan? Toh dengan sikapmu yang begitu tidak akan merubah keadaan? Toh dengan cara mengajar dosen yang “begitu” kamu tak punya usaha lebih untuk bisa lebih pandai dari dia? Lalu? Sederhana saja J. Well, itu hanya curahan pikiran saja, daripada di endapkan, lebih baik di cairkan dengan tulisan.

Lupakan soal anak-anak kuliah yang kata saya “GeJe”, “Gak Jelas”. Ini bukan soal mereka lagi, ini soal kehidupan. Kawan, pernahkan engkau belajar dari sosok seorang ibu?. Selalu ada kehangatan dari sapaannnya disetiap telpon maupun SMSnya. Sapaan-sapaan kecil,lagi dimana nak?, atau dikesempatan lain beliau menanyakan: sudah makan?, atau mengingatkan untuk tidak lupa solat. Sangat sederhana bukan? Tetapi itu sungguh sangat menggugah dan memberi spirit yang sangat besar. Tidakkah kita belajar bahwa meski sederhana tetapi itu membahagiakan? J

Masih tentang hidup. Seringkali kita bercita-cita tinggi. Berkeinginan ini, berkeinginan itu. Kemudian dengan pastinya kita membuat peta hidup dengan segala strategi, jangka panjang, jangka pendek. Dan lain sebagainya. Bukan bermaksud menyalahkan. Toh sayapun termasuk dalam jajaran seperti orang-orang diatas. Bercita-cita tinggi. Tetapi kita perlu berhati-hati dengan semua cita-cita itu. Jangan sampai membuat kita menjadi orang yang arogan. Jangan sampai kita menjadi lupa terhadap orang-orang disekitar kita sehingga kita sibuk dengan strategi-strategi yang telah kita susun. Setinggi apapun cita-cita kita. Berusahalah untuk menggapainya. Sederhana saja, lakukan dengan hati J




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline