Sejak tanggal 11 Juli 2022, Mahasiswa UPI Angkatan 2019 melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di daerahnya masing-masing dengan tema yang diusung mengenai 'Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG's Desa dan MBKM'. Salah satu tema dari SDG's desa diantaranya Desa Layak Air Bersih dan Sanitasi.
Menurut analisis Aqueduct Global Flood Analyzer, Indonesia adalah negara dengan jumlah populasi terdampak bencana banjir terbesar ke-6 di dunia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, terdapat 1.733 bencana alam yang terjadi di Tanah Air sejak 1 Januari hingga 6 Juni 2022. Banjir menjadi bencana alam yang paling banyak terjadi. Jika diakumulasi, ada sebanyak 682 kejadian banjir di dalam negeri sejak awal tahun 2022.
Ada tiga faktor utama penyebab banjir yang paling banyak disoroti, yaitu berkurangnya tutupan pohon, cuaca ekstrem, dan kondisi topografis Daerah Aliran Sungai (DAS).
Salah satu daerah yang mengalami banjir tahunan diantara Desa Gombang. Desa Gombang terletak di Kabupaten Cirebon lebih tepatnya di Kecamatan Plumbon. Desa ini merupakan desa yang mengalami banjir setiap tahunnya. Berdasarkan hasil wawancara bersama pegawai desa dan warga serta observasi secara langsung, bencana banjir di desa ini disebabkan oleh curah hujan yang ekstrem, minimnya daerah resapan air dan merupakan daerah yang memiliki aliran sungai yang cukup deras. Dibeberapa titik daerah aliran sungai terdapat tanah yang tandus tanpa adanya pohon.
Melihat permasalahan tersebut, saya sebagai mahasiswa yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata memiliki program kerja penanaman pohon disekitar aliran sungai Desa Gombang guna memperluas daerah resapan air untuk menghadapi banjir tahunan yang rutin terjadi. Daerah aliran sungai yang akan saya tanami pohon terdapat di RT.18. Kegiatan ini sangat didukung dan diapresiasi oleh ketua RT.18.
Kegiatan penanaman pohon dilakukan pada tanggal 27 Juli 2022, dengan bibit pohon yang ditanam sebanyak 15 bibit. Pelaksanaannya dibantu oleh teman kelompok kecil beserta ketua RT.18. Kegiatan ini diawali dengan mencari tempat strategis untuk menanam pohon. Kemudian saya menyiapkan bibit pohon, pupuk organik, dan alat-alat yang diperlukan.
Selanjutnya saya mulai membersihkan daerah yang ingin ditanami bibit pohon dari rumput-rumput liar. Kemudian barulah bibit pohon ditanam. Saya berharap kegiatan ini dapat mengurangi intensitas banjir yang terjadi meskipun dampak yang dihasilkan tidak instan karena harus menunggu pohon tumbuh besar dan akar yang kuat sehingga bisa meresap air dari banjir tahunan.
*Mega Febby Listiana (1901021). Mahasiswa Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta. Kelompok 179.
Dosen Pembimbing Lapangan: Nadia Tiara Antik Sari, M.Pd.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H