Lihat ke Halaman Asli

Bumi Tempat Berpijak - Satu Kisah, Beda Rasa

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bertabur cahaya api,

Berbaris butiran air,

Bergoyanglah bumi ini.

Menyapu sejenak senyum-senyum manusia kemarin

Mereka sebut ini bencana

Bencana di tanah tempatku berdiri

Ada yang mengartikan hukuman bagi si lalai

Ada yang mengartikan ujian bagi si sabar

dan

Eh

Ada pula yang cukup diam

Tak menyalakan arti apa-apa

Ya. Ku kira,

manusia berhak hidupkan hatinya masing-masing

menilai, merenungi kisah Bumi pertiwi

karena,

hati manusia tentu bisa berbeda

satu kisah yang sama, belum tentu “terasa” sama

begitupun Sang Hakim yang nyata, Sang Pencipta segala

Penciptaku,

Pencipta mereka,

Pencipta kisah-kisah yang bertaburan di bumi-Nya

Dia, Sang Pencipta

tentu punya rencana berbeda bagi masing-masing hati ciptaan-Nya

kini,

tinggal bagaimana

setiap hati dalam kisah yang sama

bisa bijak menilai “beda rasa” yang ada

------------------------------

Dalam Kamar Dunia,

16 Februari 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline