Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan oleh kekurangan asupan nutrisi, infeksi yang berulang, dan simulasi psikososial yang tidak memadai. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan tinggi badan anak yang kurang dari -2 Standar Deviasi (SD) median pertumbuhan anak berdasarkan standard yang ditetapkan oleh WHO. Stunting merupakan masalah gizi serius yang mengancaman kualitas generasi bangsa Indonesia sehingga memerlukan penanganan yang tepat. Hal ini disebabkan karena stunting dapat mempengaruhi kesehatan dan tingkat kecerdasan anak .
Data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan dengan ambang batas yang ditetapkan oleh WHO (20%) yaitu mencapai 27,7%. Stunting disebabkan oleh beberapa faktor seperti, faktorpendidikan dan pengetahuan ibu, faktor ekonomi, sosial dan budaya, peningkatan paparan terhadap penyakit infeksi, kerawanan pangan dan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan serta faktor ketersedian air bersih dan sanitasi lingkungan.
Stunting dapat terjadi apabila pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) bayi mengalami kondisi kesehatan yang tidak optimal atau kondisi gizi yang tidak optimal, sehingga menyebabkan terganggungnya tumbuh kembang bayi dan rentan terkena penyakit.
Sebagai upaya percepatan penanggulangan masalah stunting tersebut, perlu dilakukan upaya intervensi hingga level individu masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menanggulangi stunting di daerah masing-masing. Salah satu contohnya di wilayah Kelurahan Patemon, Kota Semarang. Dari hasil observasil di lokasi pengabdian kepada masyarakat menunjukkan bahwa masih terdapat masyarakat yang mengabaikan pentingnya asupan gizi.
Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara dari tokoh masyarakat, yang menyampaikan bahwa masyarakat Kelurahan Patemon Kota Semarang masih banyak yang memiliki pengetahuan dan kesadaran yang kurang tentang pencegahan stunting.
Selain itu, hasil survey pendahuluan juga menunjukkan bahwa anak balita di wilayah tersebut tidak menyukai sayuran. Hal ini berbanding terbalik dengan himbauan pemerintah untuk mengonsunsumsi makanan kaya gizi seperti sayuran.
Sayuran adalah sumber vitamin dan mineral yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Makanan Pendamping Anak adalah makanan yang dapat membantu perbaikkan gizi anak, karena di dalamnya ada terdapat beberapa makanan yang bergizi seperti Kentang dalam 1 buah kentang berukuran sedang atau setara 100 gram, terdapat sekitar 88 kaloridan nutrisi berikut ini: 20 gram karbohidrat. 1,9 gram protein. 1,8 gram serat pangan.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan merupakan hasil kerjasama antara mahasiswa Universitas Semarang dan masyarakat Kelurahan Patemon. Kegiatan yang dilaksanakan adalah:
Sosialisasi
Materi sosialisasi yang diberikan adalah berkaitan dengan pola asuh dan pola makan anak dimana kegiatan ditujukan kepada seluruh ibu PKK Rw 08 Kelurahan Patemon Kota Semarang. Pengisi materi dari kegiatan adalah mahasiswa Unnes Giat 3 Universitas Negeri Semarang. Analisis data yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah berkaitan dengan tingkat pengetahuan ibu berkaitan dengan pola asuh dan pola makan anak.
Demo Masak