Lihat ke Halaman Asli

Mega Putri

Guru / SD Negeri 28 Pangkalpinang

Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa SD: Problem Based Learning

Diperbarui: 5 Desember 2022   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Praktik ini dilakukan di SD Negeri 28 Pangkalpinang yang beralamat di jalan Mandala Kelurahan Melintang Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kep. Bangka Belitung. Lingkup pendidikan yang diajarkan merupakan Sekolah Dasar yang terdiri dari 30 siswa pada kelas VI A. SD Negeri 28 dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah bernama Suainah, S.Pd.SD dengan didampingi oleh waka kurikulum Marjani, S.Pd serta guru dan tenaga kependidikan yang berjumlah sebanyak 33 orang. SD Negeri 28 memiliki jumlah rombel sebanyak 18 kelas terdiri dari kelas I A, B dan C sampai dengan kelas VI A, B dan C serta keseluruhan jumlah siswa sebanyak 580 siswa dari berbagai kalangan suku, ras, dan budaya.

Pada pembelajaran ini hal yang ingin dicapai adalah meningkatkan pemahaman keterampilan membaca siswa dalam pembelajaran Narrative Text. Dimana siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi teks bacaan berbahasa Inggris serta rendahnya kemampuan dalam membaca teks bacaan.

Letak sekolah kami sekitar 10 menit dari pusat kota. Meskipun letak sekolah tidak jauh dari pusat kota, yang notabene banyak sekali tempat kursus bahasa Inggris yang dapat dijangkau oleh siswa sekolah kami. Namun, kebanyakan siswa di sekolah kami kurang berminat terhadap pelajaran bahasa Inggris. Mengapa? ini dapat disebabkan karena pelajaran bahasa Inggris di jenjang tingkat sekolah dasar bukan sebagai mata pelajaran wajib melainkan muatan lokal sehingga sebagian dari mereka enggan untuk belajar sungguh-sungguh maupun mengikuti kursus bahasa Inggris karena menurut sebagian siswa dan orang tua kebutuhan akan pelajaran bahasa Inggris bukan kebutuhan utama karena kebanyakan siswa di sekolah kami hanya mengikuti kursus pelajaran wajib saja. 

Selain itu, siswa juga menganggap pelajaran bahasa Inggris ini adalah pelajaran yang sulit untuk dipahami karena keterbatasan kosakata yang dimiliki oleh siswa itu sendiri, di samping itu minat membaca siswa, kemampuan siswa dalam memahami isi teks bacaan berbahasa Inggris tergolong dalam level rendah.

Praktik mengajar ini penting untuk melatih siswa memahami isi teks bacaan berbahasa Inggris, sekaligus meningkatkan kemampuan membaca siswa dan bisa menggunakannya dengan baik. 

Selama ini banyak siswa yang masih belum terinspirasi untuk memahami isi teks bacaan, masih enggan dan kurang percaya diri ketika diminta untuk membaca teks berbahasa Inggris. Siswa merasa malu untuk membaca secara lantang dan jelas karena takut ketika mereka salah, mereka akan ditertawakan oleh teman di kelas nya. 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah ini diantaranya adalah peserta didik kurang memiliki semangat dan minat membaca yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kurangnya fasilitas buku yang bervariatif di sekolah dan perpustakaan, peserta didik kurang memahami soal yang berhubungan dengan teks bacaan dikarenakan penggunaan metode serta media pembelajaran yang kurang variatif, serta guru kurang mampu berinovasi dalam pembelajaran dan pemanfaatan teknologi.

Oleh karena itu, disinilah guru memiliki peran yang besar terhadap perkembangan dan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran bahasa Inggris. 

Untuk mendesign pembelajaran yang kreatif, innovatif, menantang dan menyenangkan dengan menggunakan model, metode dan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif diperlukan pemikiran yang matang sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi yang dipelajari.

Sebagai guru, kita harus dapat memotivasi siswa misalnya melakukan pendekatan terhadap mereka untuk mengetahui apa yang mereka inginkan selama proses pembelajaran. Kita harus memfasilitasi mereka dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai untuk mereka agar mereka tertarik selama proses pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

Melalui model pembelajaran Problem Based Learning berbasis 4C yaitu berfikir kreatif (creative thinking), berfikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration). dengan menggunakan metode diskusi, tanya jawab, penugasan dan presentasi dengan bantuan media Power Point, video pembelajaran, make a match card serta LKPD, peserta didik mampu mengidentifikasi fungsi social, struktur dan tata bahasa pada teks narrative dengan benar, menyusun kembali gambar dan kalimat yang acak sesuai dengan cerita yang ada dalam video, melengkapi kalimat pendek dan sederhana teks narrative dengan pilihan kata yang tersedia secara mandiri, membaca teks narrative pendek dan sederhana dengan pengucapan yang benar serta mencocokkan pertanyaan dan jawaban yang berhubungan dengan cerita pada video yang diberikan secara berkelompok disertai dengan rasa ingin tahu yang tinggi, disiplin dan bekerja sama selama proses pembelajaran, serta dapat mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi dan berliterasi dengan baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline