Lihat ke Halaman Asli

Guru yang Mengajarku dengan Sabar dan Ikhlas

Diperbarui: 30 Mei 2022   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pelajaran tentang agama memang seharusnya sudah di ajarkan kepada anak sejak mereka kecil karena agama merupakan tiang atau fondasi dari kehidupan seseorang, maka dari itulah pentingnya memberikan pembelajaran tentang agama. Dan pada usia tersebut merupakan proses pembentukan kepribadian seorang anak agar di kehidupannya kelak memiliki akhlak yang mulia bukan hanya di saat mereka dewasa melainkan juga saat mereka memasuki masa remaja yang rentan akan goyahnya keimanan seseorang. Ilmu agama juga sangat penting di ajarkan sejak dini karena untuk menentukan cara berperilaku. Terkadang anak kecil kebanyakan menirukan sikap sesorang entah itu sikap yang baik atau buruk, tetapi alangkah baiknya kita mencontohkan sikap yang baik kepada anak yang usia nya masih kecil.

Sebagai orang tua tentunya menginginkan anak yang sholih atau sholihah, mengajarkannya ilmu-ilmu agama dan tentunya menginginkan anaknya untuk menempuh pendidikan agama salah satunya seperti "Mengaji". Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar sekitar tahun 2008 atau sekitar kelas 1 SD saya di daftarkan mengaji oleh orang tua saya di TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur'an) dekat rumah, yaitu TPQ Nurul Huda yang beralamatkan di Jalan Raya Candi V Kelurahan Karangbesuki Kota Malang. Kegiatan mengaji di sana di mulai pukul ba'da ashar dan berakhir sekitar jam 17.00 WIB atau jam 5 sore. Dan saya sangat senang ketika mengaji karena mendapatkan teman baru dan yang pastinya mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat.

Di dalam TPQ terbagi menjadi beberapa kelas mulai dari kelas dasar yang menggunakan kitab Qiraati hingga kelas paling tinggi yaitu Al-Qur'an. Pada awal mengaji pastinya saya menduduki kelas paling dasar yaitu Qiraati jilid 1. Dengan jumlah murid sekelas berjumlah kurang lebih 10 orang. Dan di situlah awal pertemuanku dengan guru ngajiku yang bernama Ustadzah Nur Ribut Setyawati atau yang lebih akrab di sapa Ustadzah Ribut atau Bu Ribut. Beliau merupakan salah satu pengajar atau Ustadzah di TPQ Nurul Huda. Beliau juga merupakan ketua dari TPQ Nurul Huda. Beliau lah yang pertama mengajarkan ku beberapa huruf hijaiyah mulai dari alif ba' ta' dan seterusnya. Mengajar mulai dari bentuk huruf hijaiyah hingga bunyi makharijul huruf dari masing-masing huruf hijaiyah. Beliau sangat sabar di saat mengajar murid-muridnya. Beliau yang sangat lemah lembut dalam tutur katanya dan selalu senyum kepada murid-murid nya sehingga mereka semua nyaman di ajar mengaji oleh beliau.

Selain mengajarkan huruf hijaiyah, beliau juga mengajarkan cara membaca Al-Qur'an secara tartil untuk kelas paling atas yang sudah mendapatkan pembelajaran membaca Al-Quran. Beliau mengajar murid-muridnya dengan penuh rasa sabar hingga murid-murid beliau bisa fasih dan lancar dalam membaca Al-Qur'an dalam metode tartil. Beliau juga sangat teliti dalam makharijul huruf dan tajwid dalam Al-Qur'an. Dan Alhamdulillah sampai saat ini beliau masih istiqomah mengajar di TPQ selama bertahun-tahun lamanya.

Ustadzah Nur Ribut Setyawati atau yang lebih akrab di panggil Bu Ribut merupakan anak ke 2 dari 5 bersaudara. Beliau lahir di Malang pada tanggal 21 Desember 1983, beliau sudah menginjak usia 39 tahun pada bulan Desember tahun ini. Beliau menempuh pendidikan SD di Madrasah Ibtidaiyah Sunan Kalijaga selama 6 tahun. Setelah lulus dari Madrasah Ibtidaiyah beliau melanjutkan pendidikannya di MTS Negeri 1 Kota Malang selama 3 tahun. Setelah lulus dari bangku SMP atau MTS beliau melanjutkan sekolahnya di SMA Negeri 8 Kota Malang selama 3 tahun. Setelah menempuh pendidikan di bangku sekolah selama 12 tahun, beliau memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu jenjang perkuliahan. Beliau melanjutkan studi nya di Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing (STIBA) yang berada di daerah Madyopuro Kota Malang. Di sana beliau mengambil program studi Bahasa Inggris. Selain itu beliau juga melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri Malang dengan mengambil program studi teknik elektro.

Pada tanggal 22 Maret 2012 beliau menikah dengan seorang laki-laki yang bernama Bapak Zainuri. Pernikahan beliau di karunia i 2 orang anak laki-laki. Anak pertama berumur 10 tahun dan anak kedua berumur 4 tahun. Pernikahan beliau terasa sempurna dengan kehadiran kedua putra laki-lakinya. Keluarga kecil beliau juga merupakan keluarga yang bahagia. Dan yang pastinya kedua putra beliau sangat beruntung mempunyai sosok ibu seperti beliau yang sangat sabar dan lemah lembut dan ayah yang sangat hebat. Bukan hanya sang anak yang beruntung, tetapi suami dari Ustadzah Ribut pastinya sangat beruntung memiliki istri yang cantik dan pandai, tak hanya itu saja yang pasti Ustadzah Ribut merupakan sosok wanita atau istri yang sholihah taat dalam menjalankan ibadah dan wanita yang sabar, murah senyum dan lemah lembut.

Saya sebagai murid beliau juga sangat bersyukur bisa bertemu dan di ajarkan mengaji oleh beliau. Terlalu banyak jasa dan ilmu beliau yang di berikan kepada saya dan tentunya teman-teman saya tanpa pamrih sedikit pun. Beliau sangat ikhlas dalam mengajar dan membagikan ilmunya. Karena memang di dalam agama islam jika kita mempunyai ilmu atau berilmu, kita wajib membagikan ilmu tersebut kepada orang lain. Adapun hadist yang menerangkan bahwa kita di anjurkan untuk membagikan ilmu kepada orang lain "Barang siapa yang menyampaikan satu ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal) maka ia akan tetap memperoleh pahala" (H.R Al Bukhori).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline