Seperti biasa, saya hanya menggumam iri ketika membaca berita bahwa pemerintah Arab Saudi melalui investor Bin Ladin Group akan membangun tower tertinggi di dunia mengalahkan Burj khalifa di Dubai. Tower ini akan menjadi tower tertinggi di dunia dengan tinggi lebih dari 1 Kilometer, Wuihh!!, bahkan Monas tower kebanggaaan jakarta pun akan terlihat "mini" apabila disebelah tower tersebut. Iri sekali saya, kenapa negara-negara di dunia ini berlomba-lomba untuk membangun hal-hal yang mengagumkan dan membanggakan tapi kota dimana saya tinggal masih berkutat pada pemberian AC pada bus yang umumnya yang terkenal jelek, ugal-ugalan yaitu Metromini, Kopaja, Mayasari Bhakti, Kowan Bisata dll.
Headline hari ini adalah Kopaja AC yang siap diluncurkan minggu ini. Semua orang bersorak sorai... tidak lain karena transportasi umum yang nyaman, murah sudah seperti pungguk merindukan bulan di kota seperti Jakarta. Kopaja AC seperti lonceng yang harusnya sudah digedor sejak tahun 90an, namun apa daya baru muncul ditahun 2011, ironis!. Apabila kita lihat pembangunan dijakarta memang tidak berpihak kepada pemakai transportasi umum. Jalan tol terus dibangun, jalan layang makin bermunculan namun sedikit sekali transportasi umum yang dibenahi, smuanya berjalan seperti mundur atau stagnan.
Apasih susahnya untuk memaksa para operator-operator bus tersebut untuk memakai standar AC, Nyaman, Tepat waktu, Layak didalam menjalankan operasi bus-busnya?. Kita tahu pengguna Bus atau transportasi umum lainnya terus menurun dari tahun ke tahun. Mereka muak akan kelayakan bus-bus tersebut!. Penumpang yang berjejalan, kondisi bus yang tidak layak jalan, pengemudi yang ugal-ugalan tampaknya menjadi pemandangan sehari-hari yang harus dialami bagi penumpang yang sudah mentok isi dompetnya, alias mau tidak mau, suka tidak suka, karena transportasi tersebut masih terjangkau oleh dompetnya.
Berita tentang kopaja ac ini bisa saja menjadi suka cita bagi masyarakat jakarta, walaupun dalam wacana ini masih janggal menurut saya. Bagaimana bisa Bus yang nyaman, ac, supir bergaji tetap, kondisi yang terawat, dijamin tidak berjejalan hanya memakai tarif Rp. 2000 ?. Apa jadinya ya kalo sudah lewat 1 tahun, apakah bisa operator menjamin kondisi bus tersebut? entahlah ini masih menjadi hal yang aneh dimata saya.
Pemerintah DKI dan Dishub DKI tampaknya masih suka dengan kebijakan-kebijakan instan seperti "melarang truk masuk tol dalam kota" atau "memberlakukan nom pol ganjil genap untuk kendaraan mobil" ataupun yang paling hangat "pemberlakuan tarif ERP pada ruas jalan strategis kota". Sampai kapan mereka-mereka yang pintar ini akan menitikberatkan pada transportasi umum ??, apakah masih mungkin memberikan transportasi umum kepada operator-operator swasta yang mencari untung ??, apakah masih logis untuk menerapkan tarif baku organda sedangkan tingkat kebutuhan operator sangat tinggi ketimbang tarif yang diterapkan ?.
Coba lihat bus bus di kota Kuala Lumpur Malaysia, bus-bus umum sudah tidak ada lagi yang tidak AC, walaupun bodi dan kondisi bus masih kurang layak dan mirip-mirip dengan di Jakarta. Kita lihat Singapore, yang sudah menerapkan 1 operator bus untuk 1 kota, sehingga semua bus sudah bisa dibuat standar yang baik untuk semua armada bus. Kita bisa berfikir disini, transportasi umum jelas bukan bisnis yang bisa ditarik keuntungan, melainkan harus disubsidi dan diatur secara ketat dan standarisasi. Bagaimana bisa kita mengharapkan Bus yang baik, layak, AC, pengemudi profesional kalau tarifnya saja Rp. 2000 ??.
Sudah tidak layak kita berkutat pada masalah bus!! harusnya jakarta sudah berkutat pada pembentukan kota jasa yang terintegrasi, terpadu dan membangun infrastruktur yang berkelas dunia dan mencerminkan kota jasa yang modern. Segera ambil alih transportasi umum melalui BUMD, beli bus-bus dari operator kalau perlu berikan mereka saham atas kepemilikan BUMD tersebut sebagai gantinya. Buatlah bus yang standar sesuai dengan keperluannya, Bus besar, bus menengah dan Mini bus. Buat standarisasi yang cermat dengan melakukan studi banding ke negara-negara yang sudah excellent transportasi umumnya. Pemerintah daerah sangat perlu untuk memsubsidi bus-bus ini karena transportasi yang terjangkau adalah kebutuhan yang mutlak untuk kota besar seperti jakarta.
berfikirlah secara cermat dan mendalam, kita punya semuanya, SDM,Aturan, Uang, waktu, dan teknologi tinggal pemimpinnya saja yang tinggal memencet triggernya. Malu kalau kita baru sekarang berkutat di Kopaja AC..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H