Lihat ke Halaman Asli

Kita di antara Pilpres dan Gaza

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“Kita semua jangan mau diadu domba’, itu kalimat yang sering kita dengar. Kalimat itu mungkin sudah lebih tua usianya dari pada kita. Sebab sering diucapkan oleh para tokoh di manapun di dunia ketika terjadi gejolak. Tetapi seringkali kita tidak mengindahkannya.

Kemarin kita sudah menjalankan hak yang menyenangkan hati Negara. Kita juga sudah memberikan hiburan kepada elit politik. Tetapi kita tidak tahu apa yang ada di kepala para pemimpin kita.

Ini bulan Ramadhan, bulan suci umat Islam. Sudah lupakah kita pada peristiwa-peristiwa pemecah belahan rakyat di Timur Tengah, seperti di Irak, Mesir, Libya dlsb? Kejadiannya seringkali di bulan Ramadhan.

Saya selalu percaya kekisruhan di Negeri ini tidak pernah lepas dari tangan-tangan tak nampak. Peristiwa pelengseran Soekarno maupun peristiwa pelengseran Soeharto, atau mungkin bisa saja terjadi kekisruhan lebih buruk pasca tanggal 22 Juli nanti, adalah tak mungkin keinginan yang muncul secara serempak dari sanubari seluruh rakyat Indonesia. Selalu saja ada kelompok tertentu yang digerakkan oleh otak "bayaran" dari pinggiran dunia untuk memprovokasi kita. Siapa memperalat siapa menjadi blunder di Negeri ini.

Mungkin kita sepakat bahwa persoalan kekisruhan pilpres 2014 ini adalah persoalan kecil dan tak perlu dirisaukan. Tetapi kenapa kita tidak segera mengendorkan saja. Biarkan itu menjadi urusan para elit dan institusi yang berkompeten. Kenapa demikian? Supaya kita tidak membiarkan diri menjadi alat para elit atau kelompok bawah tanah yang berpikir dengan otak bayaran.

Ada persoalan yang lebih besar sedang dialihkan dari pikiran kita, yaitu persoalan Gaza. Jujur saja, apakah kita saat ini punya energi untuk menyerukan kepada dunia soal kejahatan kemanusiaan Israel atas Gaza? Tidak ! Saat ini kita sedang lemah. Kita diam, karena terbius persoalan dalam negeri. Dan itu justru yang diinginkan sang predator.

Percayalah, kalau di Negeri kita sampai terjadi kerusuhan serius, terutama pasca 22 Juli nanti, yang bisa saja dipicu oleh pidato elit tertentu, maka kita lupa soal Gaza. Dan begitu kita sadar, Gaza sudah rata dengan tanah. Diantara kita faktanya tidak ada yang menang. Rasa kemanusiaan kita telah dikalahkan oleh kejahatan kemanusiaan. Ini bukan soal Islam dihantam kelompok Yahudi. Tetapi soal kejahatan kemanusiaan yang sangat serius dan tidak pernah ada yang mampu mencegahnya. Sebab di Gaza hidup beberapa kelompok agama, bukan hanya Islam. Kini mereka sedang dalam proses pembinasaan oleh kekuatan dasyat yang didukung Barat, dan kita kehilangan kepekaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline