Pendidikan Inklusi yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Soegijapranata Catholic University (BEM SCU) melalui Departemen Kemasyarakatan dan Lingkungan melihat bahwa mahasiswa sebagai agen perubahan yang memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan mendorong implementasi pendidikan inklusi.
Pendidikan inklusi ini diselenggarakan bersama dengan Kementerian Sosial Lingkungan BEM Keluarga Mahasiswa Universitas Slamet Riyadi (BEM KM UNISRI) dan dibawah naungan Forum Nasional Sosial Masyarakat (FORNASSOSMAS) pada hari Jumat, 24 Januari 2025 di Sekolah Luar Biasa Widya Bhakti, Semarang. Program ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, tentang pentingnya kesetaraan perlakuan terhadap individu yang memiliki kebutuhan khusus sekaligus menghapus stigma yang masih ada.
Program kerja dari kabinet Lentera Asa mengusung tema Creativity in Harmony dengan tujuan mewujudkan kreativitas dalam keragaman agar tercipta keselarasan. Melalui pendidikan inklusi ini, diharapkan setiap individu, termasuk teman-teman berkebutuhan khusus, dapat mengembangkan kreativitas tanpa batas serta memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi kemampuan mereka dalam menyampaikan aspirasi melalui seni.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan berbagai kegiatan-kegiatan menarik di dalamnya yaitu penampilan dari anak berkebutuhan khusus, talkshow yang berisi mengenai sharing pengalaman bersama guru Sekolah Luar Biasa Widya Bhakti Semarang yang diwakilkan oleh Kepala Sekolah Luar Biasa Widya Bhakti dan mahasiswa program studi Psikologi SCU. Ada pula kegiatan yang menarik lainnya, yaitu melukis bersama anak-anak Sekolah Luar Biasa Widya Bhakti Semarang.
Pada talkshow kali ini, dibahas topik seputar anak berkebutuhan khusus, mulai dari memahami faktor penyebab dan faktor resiko hingga cara menangani anak berkebutuhan khusus. Melalui talkshow kali ini diharapkan peserta memperoleh pemahaman yang lebih baik, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung terpenuhinya hak ABK. Sebelum talkshow dimulai, peserta didik tingkat SMP dan SMA berkesempatan menunjukkan bakat mereka dengan menyanyikan lagu Hymne Guru, lalu diikuti tepuk semangat yang menjadi ciri khas mereka.
Setelah talkshow selesai, peserta diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan melukis bersama di totebag, untuk membangun interaksi langsung antara peserta dengan anak berkebutuhan khusus. Setiap peserta akan mendampingi satu anak berkebutuhan khusus, tentunya sebelum terjun melukis bersama dengan anak berkebutuhan khusus, para peserta sudah diberi beberapa arahan supaya acara dapat berjalan lancar. Setelah kegiatan melukis selesai, masing-masing anak membawa hasil lukisan mereka sendiri sebagai bentuk kenang-kenangan.