Bagi sebagaian orang, keluarga dimaknai sebagai 'rumah' atau tempat kembali. Artinya, mereka beruntung memiliki keluarga yang harmonis. Namun, ada beberapa juga yang menganggap keluarga sebagai 'neraka' karena tak memberikan kenyamanan bahkan memicu masalah mental.
Bahkan, Jelang Hardika, M.Psi, Psikolog Riliv, dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk "Toxic Family, Beneran Ada?" dengan tautan dik.si/AnyJiwToxicFamily mengatakan banyak kliennya yang mengalami masalah keluarga, mulai dari abusive secara mental dan fisik.
Menurut Oprah Daily, keluarga toxic bisa berpengaruh pada perkembangan anak-anak di dalamnya. Bahkan, yang paling berbahaya adalah orangtua dengan pola asuh seperti ini biasanya tak menyadari kalau perbuatannya itu salah. Mereka selalu merasa benar atas tindakannya.
Oleh karena adanya relasi kuasa ini, akhirnya anak pun tak mampu berkutik. Ada anak yang memilih untuk memendamnya hingga merasakan tekanan hebat, ada pula yang melampiaskannya hingga perilakunya tak terkontrol baik.
Itu sebabnya, sebagai orangtua dan anak, kita perlu menyadari sejak dini jika keluarga mulai menunjukkan tanda-tanda toxic. Lantas, apa sajakah tanda-tandanya?
1. Senang Membandingkan
Keluarga toxic salah satunya ditandai dengan membandingkan anak-anak mereka. Jika salah satu anaknya lebih berprestasi, mereka akan meninggikan salah satunya dan menjelek-jelekan yang lainnya.
Biasanya, hal ini mereka lakukan dengan harapan memberi motivasi agar lebih terpacu. Namun, tak semua anak bisa menerima ini. Jika anak yang dikucilkan tak diberikan fasilitas memadai dan dukungan mental, mereka bisa tertekan dan memunculkan masalah mental lainnya.
2. Tak Membuka Ruang Diskusi
Saat bertengkar, keluarga toxic lebih senang menyalahkan pihak yang dianggap salah. Alih-alih mencari solusi bersama, mereka justru menyudutkan. Misalnya, saat orangtua mengetahui anak memecahkan piring atau gelas.
Orangtua toxic akan langsung menyalahkan anak dan mengomeli mereka habis-habisan. Sementara itu, orangtua yang membuka ruang diskusi akan memberikan nasihat agar sang anak tak melakukannya lagi. Selain itu, mereka juga akan bertanya kepada anak langkah apa yang harus dilakukan jika sang anak telah memecahkan piring.
3. Sering Menggunakan Ancaman atau Kekerasan
Ini adalah tanda yang paling memperlihatkan keluarga toxic. Saat menghadapi suatu masalah, keluarga toxic yang tak mampu mengontrol emosi akan meluapkannya secara berlebihan. Misalnya, orangtua yang memukul anak saat mereka berbuat kesalahan dan orangtua yang mengancam anak jika mereka tak mendapat nilai bagus.