Oleh: Alifia Putri Yudanti
Topik kesehatan mental kini semakin diminati oleh anak muda. Pasalnya, menurut data Kemenkes 20 persen dari 250 juta masyarakat Indonesia berpotensi mengalami masalah kesehatan jiwa.
Terlebih, kita harus melewati masa-masa sulit, seperti Pandemi Covid-19. Perubahan secara mendadak itu membuat banyak orang merasa tertekan. Akhirnya, muncul gejala-gejala gangguan mental yang sebelumnya tak kita rasakan.
Dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk "Yang Dirasakan Penyintas Gangguan Mental", Maria Yosephin, Teman Manusia Asa, menceritakan pengalamannya memiliki teman yang mengalami gangguan mental.
Penyebab Terjadinya Gangguan Mental
Gangguan mental bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gen atau lingkungan. Dilansir dari WebMD, ada beberapa penyebabnya.
Pertama adalah faktor genetik yang diturunkan jika ada anggota keluarga yang juga memiliki gangguan kesehatan mental. Misalnya, stres, peristiwa traumatis, atau depresi. Meskipun tak separah orangtua, namun risikonya jadi lebih tinggi.
Kedua adalah infeksi pada otak yang kerap dikaitkan dengan kerusakan otak. Misalnya, gangguan neuropsikiatri autoimun pediatrik (PANDAS) yang disebabkan oleh bakteri streptococcus dan kerap menimpa anak-anak.
Ketiga adalah kerusakan prenatal yang gangguannya terjadi saat masa perkembangan otak janin awal, seperti autisme.
Keempat adalah faktor eksternal yang berupa lingkungan tak sehat, pengalaman traumatis yang tak menyenangkan, tekanan sosial, penyalahgunaan zat dalam jangka panjang, dan paparan racun.
Gejala yang Kerap Dirasakan