Oleh: Fauzi Ramadhan dan Ristiana D. Putri
BAGI para Moms and Dads, alat kontrasepsi adalah salah satu dari sekian banyak metode untuk merencanakan kehamilan.
Cara kerja dari alat kontrasepsi sebenarnya cukup sederhana, misalnya dengan memisahkan sel telur dan sperma, menghentikan produksi telur, atau menghentikan gabungan keduanya yang sudah dibuahi pada lapisan rahim.
Meskipun alat kontrasepsi ini memiliki segudang manfaat, masih banyak pandangan yang keliru terhadapnya. Misalnya, dianggap bisa memengaruhi kesuburan di masa depan dan membuat gemuk penggunanya.
Padahal, kenyataannya tidak benar demikian. Bersama dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, seorang Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan, kita akan diajak untuk memahami mitos dan fakta dari alat kontrasepsi melalui episode siniar (podcast) Obrolan Meja Makan bertajuk "Mitos dan Fakta Seputar Kontrasepsi" di Spotify.
"Alat kontrasepsi itu sangat penting (untuk digunakan bagi pasangan yang sudah menikah). Apalagi, pemerintah juga sejak tahun '75 sudah mencanangkan program Keluarga Berencana," ujar dr. Ni Komang.
Sebagai informasi, dilansir dari situs resmi Direktorat Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat (Promkes) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Keluarga Berencana (KB) adalah program pemerintah yang bertujuan untuk mengendalikan pertambahan jumlah penduduk, membatasi angka kelahiran, dan mengatur jarak kelahiran sehingga dapat menciptakan keluarga sehat sejahtera.
Salah satu cara yang dilakukan oleh program Keluarga Berencana ini adalah penggunaan alat kontrasepsi. Oleh karena itu, relevansi penggunaan alat kontrasepsi dengan program Keluarga Berencana tidak bisa dipisahkan.
Agar dapat melaksanakan program KB dengan baik, menurut dr. Ni Komang, Moms and Dads perlu menyiapkan alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi masing-masing.
"(Intinya) tergantung preferensi dan pilihan masing-masing. Semuanya, apa pun itu, kalau digunakan secara tepat, maka akan berefek dengan baik," tutur dokter lulusan Universitas Indonesia tersebut.