Oleh: Pariman, M. Psi. dan Nika Halida Hashina
Tidak jarang orangtua menemukan anak-anak yang memiliki ledakan tantrum. Segala upaya mereka lakukan untuk menenangkan anak, mulai dari cara paling halus dengan bujukan hingga yang agak kasar dengan ancaman.
Respons orangtua yang terpancing untuk marah kepada anak, membuat persoalan semakin kompleks. Untuk itu, di sinilah orangtua perlu untuk memahami emosi anak dan mengajarkan pengelolaan emosi kepadanya sejak usia dini.
Selain itu, tanpa sadar orangtua kerap berambisi untuk membuat anak bersikap baik sesuai standarnya, tanpa lebih dulu memahami sikap dan sifatnya. Tidak hanya dalam pengelolaan emosi, hal ini juga terjadi saat mengeksplorasi minat dan bakat.
Simak penjelasan lengkap Pariman, Founder dan Konselor di Psikologi Menjawab, dalam siniar Obrolan Meja Makan bertajuk "Seberapa Jauh Orangtua dapat Menanamkan Ambisinya Pada Anak" di Spotify.
Di dalam siniar tersebut, Pariman membagikan beberapa hal penting yang orangtua harus pahami tentang emosi anak.
Emosi tidak identik kemarahan
Perlu dipahami oleh orangtua kalau emosi tidak selalu identik dengan kemarahan. Pada dasarnya, emosi adalah suasana perasaan, bisa positif dan negatif. Hanya saja, di masyarakat tampaknya kata emosi dipahami sebagai kemarahan.
Padahal, dalam pengelolaannya tidak selalu berkaitan dengan emosi negatif berupa kemarahan, tetapi juga emosi positif seperti rasa bahagia. Orang yang sehat secara psikologi akan bisa mengekspresikan emosinya secara wajar. Hal ini ditandai dengan rasa bahagia tidak berlebih-lebihan dan rasa sedih tidak berlarut-larut.
Ada pesan yang harus ditangkap