Nama Dudung Abdurachman belakangan santer disebut karena digadang-gadang akan menggantikan Andika Perkasa sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat.
Semenjak dilantik pada Agustus 2020 sebagai Pangdam Jaya hingga saat ini menjabat sebagai Pangkostrad, ia beberapa kali mendapat sorotan dari media.
Sebut saja momen ketika ia membuat perintah untuk menurunkan baliho pimpinan Front Pembela Islam (FPI) di seluruh wilayah DKI Jakarta, ataupun saat ia shalat bersama mahasiswa pada aksi demonstrasi omnibus law beberapa waktu lalu.
Kejadian-kejadian itulah yang kemudian membuatnya dianggap berani dalam bersikap di mata orang banyak.
Dalam siniar (podcast) BEGINU season dua, episode keenam, Dudung bercerita soal alasan di balik sikapnya yang tidak jarang dianggap kontroversial tersebut.
Hal ini memiliki kaitan kuat dengan prinsip yang ia pegang sebagai seorang pemimpin. Lantas, apa saja prinsip-prinsip tersebut?
1. Berani ambil keputusan
Salah satu ciri dari seorang pemimpin, menurut Dudung, adalah berani mengambil keputusan.
Walaupun sebuah keputusan mungkin tidak sepenuhnya benar pada akhirnya, hal tersebut dinilainya justru lebih baik dibanding tidak berani mengambil keputusan sama sekali.
Ketika ditanya soal beberapa aksinya yang menarik perhatian banyak orang, Dudung menjawab, "Kita menjabat itu harus ada getarannya, harus ada pengaruhnya".
Ia tidak menginginkan masa jabatannya tak memberikan sumbangsih yang berarti bagi negara, terutama mengingat saat itu daerah pimpinannya sebagai Pangdam Jaya adalah Jakarta, yang menjadi barometer bagi daerah-daerah komando militer lainnya.