Hari itu, di sebuah desa kecil dibawah kaki bukit barisan, suasana mulai sibuk ketika matahari menurun ke ufuk barat.
Warga desa sibuk menyiapkan segala keperluan untuk berbuka puasa bersama di masjid desa.
Di antara mereka, ada seorang pemuda bernama Rizky yang sangat bersemangat untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Rizky, seorang pemuda yang gigih dan penuh semangat, telah menunggu momen berbuka puasa bersama ini sejak awal bulan Ramadan.
Rizky yakin bahwa momen ini akan menjadi momentum yang berharga untuk mempererat tali persaudaraan di antara warga desa.
Sementara itu, di rumahnya, ibu Rizky, Nyai Fatimah, sibuk mempersiapkan hidangan untuk berbuka puasa.
Di meja makan, terhampar aneka kue dan makanan lezat yang menggugah selera.
Nyai Fatimah, dengan senyum di wajahnya, mengatur setiap hidangan dengan penuh kasih sayang.
"Rizky, cepatlah! Sudah waktunya untuk berbuka puasa," seru Nyai Fatimah memanggil anaknya.
Rizky segera membalas seruan ibunya dan berlari ke arah rumah.