Lihat ke Halaman Asli

Medi Juniansyah

TERVERIFIKASI

Menggores Makna, Merangkai Inspirasi

Baju Lama, Penampilan Baru: Tips untuk Lebaran yang Stylish

Diperbarui: 10 Maret 2024   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fashion keluarga Muslim dan Muslimah - sumber gambar: shoppe.co.id

Lebaran, sebuah momen yang dinanti-nantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia, tidak hanya menjadi waktu untuk merayakan kemenangan spiritual setelah menjalani bulan suci Ramadan, tetapi juga merupakan saat untuk berkumpul bersama keluarga dan menikmati kebersamaan.

Salah satu tradisi yang sering diasosiasikan dengan perayaan Idulfitri adalah pemakaian baju baru. Namun, apakah benar-benar perlu mengenakan baju baru setiap tahun saat Lebaran? Inilah pertanyaan yang sering menjadi perdebatan di kalangan masyarakat.

Sebagian besar orang menganggap penting untuk mengenakan baju baru saat Lebaran sebagai bagian dari tradisi dan juga sebagai simbol kebersihan dan kesegaran spiritual. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa memakai baju baru setiap tahun bisa menjadi beban finansial yang berat, terutama mengingat kondisi ekonomi yang tidak selalu stabil.

Pertanyaannya kemudian muncul: Apakah kita bisa merayakan Lebaran tanpa harus memakai baju baru? Jawabannya tentu saja bisa. Merayakan Lebaran tidak selalu berkaitan dengan memiliki pakaian baru. Dalam pandangan saya, Lebaran adalah tentang semangat, kebahagiaan, dan kebersamaan, bukan tentang baju baru.

Saya sendiri, sangat jarang mengenakan baju baru saat lebaran. Hanya sesekali saja. Selama beberapa tahun terakhir, saya telah mempraktikkan kebiasaan memakai baju yang sudah ada di lemari saat Lebaran.

Saya percaya bahwa keindahan sebuah pakaian tidak hanya terletak pada kebaruan atau merknya, tetapi lebih pada bagaimana kita mengenakannya dengan percaya diri dan kesopanan.

Pertimbangan Tradisi Baju Baru

Tradisi memakai baju baru saat Lebaran dapat dipahami sebagai bagian dari upaya untuk merayakan momen yang spesial dan memperingati kesempatan yang langka dalam tahun. Baju baru sering dianggap sebagai simbol kebahagiaan, keberuntungan, dan kesegaran. Ini juga memberi kesempatan untuk menyegarkan penampilan dan meningkatkan kepercayaan diri.

Namun, tradisi ini juga menimbulkan beberapa pertimbangan yang penting. Pertama-tama, dampaknya terhadap lingkungan menjadi semakin disorot. Produksi tekstil membutuhkan sumber daya alam yang besar, termasuk air dan energi, serta menghasilkan polusi udara dan air. Selain itu, penggunaan bahan kimia dalam proses produksi juga dapat merusak lingkungan.

Kedua, ada aspek sosial dan ekonomi yang perlu dipertimbangkan. Kebiasaan membeli baju baru setiap tahun dapat menjadi beban finansial bagi beberapa keluarga, terutama di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Hal ini juga menciptakan tekanan sosial untuk tampil sempurna dan sesuai dengan tren terbaru, yang dapat menimbulkan stres dan perasaan tidak memadai bagi beberapa individu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline