Lihat ke Halaman Asli

Satrio Pinandito

Abdi Dalem Rakyat

Lokomotif Perubahan Itu Anies dan La Nyala Mattaliti

Diperbarui: 30 Maret 2022   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anies Baswedan Gubernur Jakarta (Foto: Voi.id)

GAGASAN penundaan pemilu dan perpanjangan massa jabatan presiden nampaknya bukan isapan jempol dan sekedar basa basi. Nyata sekali dan telanjang bahwa ini memang sedang didesain dan direncanakan oleh pihak istana.

Gagasan ini terhenti sejenak akibat pernyataan ketua umum PDIP, Megawati dan Surya Paloh, Ketua Nasdem, Serta Sikap Gerindra yang menolak dan juga PPP. Sebelumnya juga sudah ada sikap tegas menolak disampaikan oleh PKS dan Partai Demokrat. Para ketua umum partai tersebut tegas menyatakan bahwa upaya pemunduran pemilu dan perpanjangan massa jabatan jelas akan merusak sendi-sendi demokrasi yang sudah dibangun didalam UUD 1945.

Pemunduran pemilu dan perpanjangan massa jabatan jelas merupakan satu paket isu yang didasari oleh nafsu serakah kekuasaan dan ini akan menjadikan suasana Demokrasi yang sudah dibangun dan menjadi  cita - cita Reformasi akan kandas.

Kita tentu tak ingin mengulang sejarah kejatuhan orde Baru melalui gerakan Rakyat, karena ongkosnya memang mahal. Tapi ongkos mahal juga harus dibayar untuk menghentikan upaya-upaya radikal yang merongrong Pancasila dan UUD 1945.

Situasi seperti ini tentu akan menghadapkan dua pihak yang sama sama mempertahankan prinsip. Masyarakat penolak berprinsip bahwa pemunduran pemilu dan perpanjangan massa jabatan dengan alasan pemulihan ekonomi dan butuh kestabilan hanyalah akal akalan kelompok istana yang ingin mempertahankan kekuasaan dan kepentingan oligarki.

Sementara kelompok kedua yang berusaha melegalkan pemunduran pemilu dan perpanjangan massa jabatan dengan alasan yang sejatinya melanggar konstitusi.

Sehingga sejatinya sudah jelas ada kelompok yang sekarang sedang berpraktik sebagaimana pernah dilakukan oleh orde baru ketika menjadikan Soeharto sebagai presiden seumur hidup.

Nampaknya sekarang praktik yang pernah terjadi di rezim Orde Baru kini sedang terjadi di pemerintah Jokowi.

Praktik-praktik memobilisasi massa dengan memanipulasi aspirasi rakyat sedang gencar-gencarnya dilakukan. Tentu bisa ditebak mereka yang melakukan ini adalah jelas-jelas kelompok yang mengkhianati Reformasi.

Wacana 3 Periode Jabatan Presiden (Foto: Muslim Choice) 

Ada kewajiban moral bagi siapapun yang mencintai negeri ini untuk menghentikan ambisi serakah kekuasaan yang telanjang dipertontonkan.

Dulu kita kenal Gus Dur, Amien Rais, Megawati dan kelompok - kelompok kritis lainnya beserta kawan kawan mahasiswa. Mereka menjadi lokomotif perubahan Reformasi yang berhimpun dengan nama kelompok Ciganjur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline