Lihat ke Halaman Asli

Agar Terhindar dari Kecelakaan Pesawat Terbang

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_87346" align="alignleft" width="135" caption="hudson"][/caption]

Bepergian menggunakan pesawat terbang saat ini adalah sebuah keniscayaan. Apalagi kita tinggal disebuah Negara kepulauan yang dipisahkan oleh lautan sehingga sarana transportasi udara adalah salah satu solusi jitu untuk berpindah dari satu kota ke kota lain .

Semua orang tentu tidak menginginkan menjadi salah satu korban kecelakaan, untuk mengurangi resiko tersebut, berikut ada beberapa hal yang dapat kita lakukan :

Perhatikan selalu instruksi keselamatan penerbangan yang diperagakan oleh kru kabin sebelum dimulainya penerbangan. Baca juga pamflet keselamatan penerbangan yang ada di depan tempat duduk kita. Ketahui dengan pasti cara memsang jaket pelampung dan juga letak pintu-pintu darurat. Kita tidak tahu kapan nasib apes itu datang.

Bawa bagasi naik ke kabin seperlunya. Jangan membawa tas atau bawaan yang terlalu berat. Tempat penyimpanan barang yang ada di atas tempat dudu memiliki kekuatan tertentu dan tidak dapat menahan beban terlalu berat. Jangan sampai ketika terjadi turbulensi kepala kita benjol atau leher kita patah karena tertimpa tas kita. Tujuh kilogram adalah batas aman berat bagasi yang dapat dibawa masuk ke kabin.

Yakinkan bagasiyang kita bawa tidak terdapat barang-barang berbahaya. Bahan peledak, mudah terbakar , beracun dan korosifadalah terlarang naik ke pesawat. Yakinkan pesawat yang kita naiki aman dari barang-barang tersebut.

Terbang pada siang hari. Naik pesawat terbang pada siang hari memiliki resiko yang sedikit. Pandangan pilot yang jauh kedepan lebih menjamin untuk tidak terjadinya tabrakan antar pesawat ataupun dengan bebukitan. Kalaupun harus terjadi pendaratan darurat, pilot lebih mudah menentukan tempat pendaratannya.

Hindari terbang pada cuaca buruk. Hari yang dihiasi dengan hujan deras, petir menyambar dan angin yang bertiup kencang bukanlah hari yang aman untuk menjelajah angkasa.Biasanya penerbangan akan ditunda sementara waktu sampai cuaca membaik.

Pilih penerbangan langsung (direct). Rute transit memiliki reiko yang lebih besar dibanding rute langsung. Kecelakaan lebih sering terjadi pada fase lepas landas dan pendaratan. Bila semakin sering kita berganti pesawat tentu sja resiko semakin besar.

Pesawat yang lebih besar dan mesinnya lebih banyak memiliki factor keselamatan yang lebih tinggi. Pesawat yang lebih besar biasanya dirancang memiliki sistem back-up yang lebih banyak. Semakin banyak mesin pendorongnya juga lebih aman, bila mesin yang satu mati/mengalami kerusakan masih ada yang lainnya lagi, logis bukan ?

Pakailah pakaian yang aman dan nyaman selama penerbangan.Yakinkan pakaian dan alas kaki anda tidak mempersulit gerak anda ketika terjadi evakuasi darurat. Memakai sepatu hak tinggi tentunya tidak disarankan sama halnya memakai kebaya. Hindari juga memakai pakaian dari plastik sintetis yang mudah terbakar.

Duduk dekat dengan pintu darurat. Hal ini akan memudahkan kita keluar bila terjadi kondisi darurat. Duduk paling belakang juga mengurangi resiko terkena akibat fatal selama kecelakaan. Biasanya korban paling parah adalah bagian depan pesawat. Itulah sebabnya kotak perekam data penerbangan (black box ) diletakkan di bagian ekor pesawat.

Jadilah penumpang yang aktif. Laporkan pada kru semua hal yang menurut anda aneh, baik itu kondisi pesawat atau penumpang. Antisipasi sejak dini pada hal-hal diluar prosedur akan mengurangi terjadinya kecelakaan fatal.

Hal-hal diatas hanyalah beberapa pilihan yang dapat kita lakukan untuk mnghindarkan kita dari kecelakaan penerbangan. Namun semuanya dikembalikan pada Maha Kuasa Sang Pemilik Hidup. Sehingga selalu berdo’a dan mohon lindungan pada ALLAH SWT agar diberikan keselamatan adalah satu hal yang tidak dapat kita tinggalkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline