Lihat ke Halaman Asli

Akun Ganda dan Kepentingan Dibaliknya

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1291199397925660527

Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa kita semua selaku manusia punya "topeng" yang kita gunakan dalam beragam hal. dalam pergaulan, dalam hal perbisnisan, atau beragam hal lainnya, dan jujur saja sejak masuk bergabung dikompasiana saya menemukan satu hal yang sering bikin saya geleng-geleng kepala. penggunaan "topeng" dikompasiana alias penggunaan AKUN GANDA. Akun Ganda dan Motif Dibaliknya Jujur sampai sekarang saya bingung kalau memikirkan kira-kira motif apa yang berada dibalik penggunaan akun ganda. Koreksi kalau saya salah, engkong ragile sempat bikin akun ganda dengan postingan mengenai RS OMNI. Menggunakan bahasa yang "membalikkan" logika, engkong a.k.a ariani membuat postingan yang membela RS OMNI. Kemudian baru-baru ini saya mendapati salah satu abang yang bernama Herman Hasyim yang mengakui memiliki salah satu akun ganda dengan ID "Ndang Dut". Tidak seperti engkong yang hanya memposting satu postingan saja, ada beragam tema yang dibawa oleh bang Herman Hasyim a.k.a Ndang Dut. Walau dilihat-lihat isinya kebanyakan semacam tulisan kritik kepada banyak hal dengan pembawaan "santai", lucu, menarik, mengundang geli walau kadang-kadang ada juga bagian yang "nyelekit". Dan dari kedua hal ini (yang terungkap dan diakui) saya bingung menerka motif apa yang berada dibalik penggunaan akun ganda sebenarnya. Kalau masalah yang dihadapi memang masuk dalam area "rawan" yang bisa jadi menyebabkan pewartanya kena masalah (entah tuntutan, entah ancaman penculikan dan lain-lain) penggunaan akun ganda masih "rada" bisa dibenarkan. itu juga dengan catatan apa yang diberitakan melalui tulisan bukanlah pepesan kosong berupa tudingan tanpa alasan. Tapi kalau alasan penggunaan akun ganda hanya untuk just for fun, menciptakan "polemik", mengkritik sesuatu hal yg sebenarnya masuk dalam area "aman" apakah hal itu bisa dibenarkan? saya tau kalau ini dunia maya, dunia dimana semua orang bisa membuat dan tidak wajib menggunakan ID sebenarnya. Namun saat melihat tagline RUMAH SEHAT KOMPASIANA, dan melihat bagaimana penulis senior yang sengaja menulis menggunakan akun gandanya untuk menulis "polemik" dengan tujuan yang kurang jelas maka dahi saya berkerut, otak saya tiba-tiba ngebul memikirkan satu pertanyaan utama "JADI YANG NAMANYA RUMAH SEHAT ITU CUMA SLOGAN SAJA YA?LAH PENULIS SENIOR YANG "BERKOMPETEN" JUGA NULIS BEGITU.." FAIRNESS, Apa Adanya dan Bertanggung Jawab Dalam Menulis Mama saya sempat berkata dulu sewaktu saya kecil, "jadi orang itu harus bisa apa adanya..jujur..dimanapun tempatnya..", dalam ilmu beladiri yang saya geluti sekarang juga diajarkan untuk Fair dalam berbuat, dalam agama yang saya anut juga diajarkan untuk jujur sepahit apapun keadaan. Itulah yang sebenarnya saya ingin utarakan dalam tulisan ini, FAIRNESS alias apa adanya dan bertanggung jawab dalam menulis. Selaku penulis saya percaya bahwa saya haruslah bisa mempertanggung jawabkan apa yang saya tulis. apapun itu. entah itu kritikan, entah itu uneg-uneg, entah itu logika atau apapun selama itu saya tuliskan dan saya publish ke umum maka saya harus bisa secara ksatria mengaku bahwa itu adalah saya dan saya terbuka untuk diskusi dan siap dengan resiko apapun kedepannya atas apa yang saya tuliskan. Apalagi kalau memang kritikan itu benar, dilengkapi data sahih, dilengkapi dengan argumentasi matang, landasan teori dan kejadian yang ajeg kenapa harus takut untuk menggunakan akun asli dalam menuliskan apa yang ada? Kenapa saya harus menggunakan akun ganda kalau saya bisa pake akun asli dan saya yakin akan kebenaran yang saya pegang (apalagi kalau kritikan itu walau "liar" bahasanya tapi berada dalam area "aman" untuk topiknya). Tulisan ini hanyalah semacam uneg-uneg pribadi saya akan kasus akun ganda yang ada dikompasiana. tanpa ada maksud untuk menyudutkan siapapun yang punya akun ganda dan telah secara fair mengakuinya.. memang menarik sebenarnya, apalagi kalau kita ikut "nonton"..rame..bisa keprok sana keprok sini sambil ketawa ketiwi (oh senangnya rasa hati)..tapi sudah fairkah kita bersikap sebagai penulis? apakah kita sebagai penulis hanya ingin menuliskan polemik tanpa berani terlibat langsung didalamnya secara langsung? Apakah sebegitu takutnya kita bertanggung jawab untuk menggunakan akun asli saat menuliskan masalah "panas" atau suatu hal yang "liar"? ah tampak banyak pertanyaan diotak saya, mungkin rekan-rekan lainnya bisa memberi pencerahan kepada saya.. Salam, Median

———————————

bagi yang aktif juga di FB kalau berminat bisa join ke dua pages berikut ini :

FBI (Forum Buku Indonesia)

MUI (Menulis Untuk Indonesia)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline