Lihat ke Halaman Asli

Hobi yang Memudar

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14198939591869785526

Secara sederhana hobi diartikan sebagai sebuah kesenangan akan sesuatu. Hobi bertujuan untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. Tedapat berbagai jenis hobi seperti memelihara burung, kucing, anjing, juga hobi mengumpulkan uang kuno, koleksi prangko, mengumpulkan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan. Pokoknya hobi itu tak terhitung banyaknya, bahkan ada yang paling nyeleneh lagi yaitu hobi gonta ganti pasangan alias kawin cerai kawin lagi cerai lagi hingga berulang-ulang hi hi..

Nah terkadang hobi seseorangbisa tak masuk akal bagi orang yang tidak menyukai hobi orang tersebut. Lalu pertanyaanya selama apakah hobi seseorang tersebut dapat bertahan? Hobi biasanya bersifat temporal. Bisa saja seseorang yang hobi memelihara burung tiba-tiba menjadi hobi memelihara tanaman.

Masih ingat empat lima tahun lalu orang tergila-gila dengan jenis tanaman Anturium, Aglonema, Gelombang Cinta dan sejenisnya. Harganyapun dihitung dari banyaknya jumlah daun, tapi sekarang tanaman-tanaman tersebut sudah tidak terdengar lagi kabar beritanya. Kalaupun masih ada sudah tidak lagi diletakkan di atas meja kaca ruang tamu biar dilihat bahwa ini adalah jenis tanaman berharga.

Saat ini orang lagi ramai-ramainya berhobi ria dengan jenis batu-batuan, tapi tidak termasuk batu bata dan batu kali lho, kecuali lagi bangun rumah he he. Tapi batu akik, di pasar Inpres kota Kabupatenku penjual batu akik terlihat duduk jumawa melayani pembeli dari anak SMP hingga Opa-opa. Tiap pojok penjual batu akik dirubung pembeli, variasi harga dari lima puluh ribu hingga berjuta, begitu kabar yang saya dapat.

Karena banyaknya orang yang membicarakan batu dan biar tidak dikatakan ketinggalan zaman batu he he..maka saya menghubungi kenalan di Kalimantan. Seminggu setelah itu paket satu cincin dan dua buah batu saya terima, Blue Safir dan Red Burneo katanya. Tapi sayangnya si cincin hanya muat dikelingking. Banyak yang melirik si Safir Biru, saya juga sok jual mahal, berani sejuta beli, saya bilang ke orang-orang yang meliriknya. Mungkin orang-orang yang mengerti betul tentang batu-batuan tertawa dalam hati.

blue safir n red Borneo dok pribadi

Ternyata cerita batu tak berhenti sampai di situ. Setengah bulan lalu saya ditelpon lagi oleh kenalan di Kalimantan yang kebetulan sedang pulang ke Jawa. Dia bercerita bahwa mertuanya adalah kolektor cincin tapi sekarang sudah tidak tertarik lagi dengan cincin-cincin koleksinya tersebut. Kalau saya mau nanti dikirimkan. Kalau ada yang mau beli jual aja katanya. Uangnya dikantongi aja ha ha. Saya mengira akan dikirimi dua atau tiga cincin saja tapi ternyata gak tanggung-tanggung. Sembilan belas biji. kisaran harganya paling murah tiga ratus ribu paling mahal sejuta an. Masalahnya saya tidak bisa membedakan mana yang mahal dan yang murah.

14198942141819763585

19 cincin kiriman, korban hobi yang memudar dok pribadi

Itulah hobi. Sekarang tukang batu cincin sedang berjaya dengan banyaknya orang yang mendadak hobi dengan batu, sama halnya dengan penanam jenis-jenis bunga empat lima tahun lalu. Juga pertanyaanya akan berapa lama hobi batu akik ini bertahan? dan harapannya semoga yang hobi membaca dan menulis hobinya tidak memudar. Biasanya juga orang yang hobi baca tulis akan semakin banyak dan semakin baik bacaanya dan tulisannya semakin bagus. Semoga.

Salam dari Negeri Bawah Bukit.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline