Cerpenis pelajar, Gladis Dwi Atmaja, dengan buku cerpen dan penghargaan karya menulisnya. (dok)
PENGALAMAN adalah modal berharga untuk bisa selalu berkarya! Begitu mungkin tepatnya menggambarkan apa yang dialami Gladis Dwi Atmaja, seorang penulis fiksi pelajar asal SMAN 1 Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Di usia belianya, Gladis Dwi, begitu produktif menulis cerita pendek. Ia sudah bisa menerbitkan dua buku kumpulan cerpen, yang ditulisnya bersama penulis lain. Selain cerpen, ia juga aktif menghasilkan karya sastra lainnya berupa puisi.
Gaya bahasa lepas dan cerita tema bebas lebih disukai pelajar yang kini duduk di kelas XI/IPA Smaloka ini. Meski begitu, bukan berarti tulisannya kering makna dan sampah. Imajinasi ceritanya cukup kaya, dan memang menjadi kekuatan dari sebuah karya cerita fiksi.
Terbukti, di ajang Festival Literasi Siswa Nasional Indonesia (FELSI) 2021 belum lama ini, cerpen Gladis bertema 'Bangkit' berhasil masuk penghargaan 20 peringkat karya terbaik. Ada lebih dari 1400 naskah cerpen yang masuk di ajang festival literasi yang diselenggarakan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbud ristek ini.
Satu lagi, karya cerpennya berjudul 'Kisah Bersampul Biru' juga terpilih sebagai juara 1 Terunik dari ajang cipta cerpen bertema bebas, yang digelar penerbit lokal, Safana Media Loka.
Cerpennya ini bercerita tentang percintaan seorang pangeran dengan putri yang punya pikiran cerdik untuk dapat menaklukkan kerajaan sang pangeran. Awalnya, cinta sang pangeran dianggap sebagai kutukan, yang ternyata kutukan tak pernah ada. Cinta pangeran tulus apa adanya pasa si putri.
"Selain dua cerpen yang sudah terbit, masih ada 4 piala penghargaan, campuran dari karya cerpen dan puisi," kata Gladis Dwi Atmaja, Sabtu (18/12/2021).
Bagaimana bisa begitu produktif menulis, mengingat cerpen merupakan fiksi yang cukup sulit?
Dalam proses menulisnya, penyuka jurnalistik ini mengaku tidak punya rumus jitu. Hanya saja, ia mendapat ilmu menulis cerpen dari materi pembelajaran sejak duduk di bangku SD sampai sekarang.