HINGGA Juli 2021 ini, tercatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 271,34 jiwa. Jumlah populasi yang tidak sedikit yang akhirnya juga menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia. Bagaimana fakta populasi Indonesia kini?
Sejak beberapa tahun terakhir, perkiraan bonus demografi juga sudah disebut-sebut sebagai kenyataan yang bakal dihadapi Indonesia. Puncaknya, diprediksi terjadi pada tahun 2030 sampai 2040. Angka demografi yang sejatinya bisa menjadi modal sosial sekaligus pasar yang prospektif di masa-masa mendatang.
Karuan saja, berdasarkan hasil Sensus Penduduk BPS 2020 yang dirilis September 2020, Indonesia masih dalam masa bonus demografi dengan jumlah populasi usia produktif (15-64) sebesar 70,72 persen. Dari angka ini, tercatat populasi generasi milenial (usia 24-39 tahun) sebesar 25,87 persen.
Angka dan fakta populasi di Indonesia ini pun kemudian menjadi dasar sekaligus obyek berbagai kebijakan dan program pemerintah hingga level terbawah dari tahun ke tahun. Sebut saja, soal ketahanan (ekonomi dan pangan), kesejahteraan (kesehatan dan pendidikan), jaminan sosial, hingga kemaslahatan hidup di semua lini dan sendi lainnya.
Kebijakan ini memang selaras dengan cita-cita dan tujuan bangsa sejak era pendahulu (founding fathers). Yakni, terwujudnya bangsa Indonesia yang sejahtera, mandiri dan berdikari, melalui pembangunan Manusia Indonesia Seutuhnya.
Nyatanya, Indonesia kini tengah menghadapi situasi sulit dan tak normal darurat kesehatan akibat pandemi Covid-19, yang berlangsung sejak awal 2020 lalu. Apa yang dialami masyarakat Indonesia sebelumnya menjadi terpolarisasi, atau bahkan terdegradasi, karena terdampak situasi ketidaknormalan pandemik ini. Populasi yang besar ini menjadi keuntungan?
Bagaimana potret kondisi populasi Indonesia kini, setidaknya selama pandemi yang terjadi sejak awal 2020 lalu? Berikut data dan faktanya:
# Ter-PHK dan Pendapatan Menurun
Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan Survey Sosial Demografi Dampak Covid-19 akhir tahun lalu. Jumlah respondennya diklaim mendekati jumlah reponden survei sosial ekonomi nasional (Susenas) 2019 lalu.
Hasilnya, dari sejumlah 27.379 responden, tercatat sebanyak 786 diantaranya bekerja di sektor pariwisata. Paling terdampak adalah yang bekerja di penyediaan akomodasi dan kebutuhan kuliner, dimana 70,82 persen mengaku mengalami penurunan pendapatan.
Sektor paling terdampak lainnya akibat pandemi Covid-19 adalah jasa transportasi dan pergudangan. Didapati, setidaknya 62,60 persen dari responden yang bekerja di bidang ini juga mengaku mengalami penurunan pendapatan.
Data hasil survey demografi dampak Covid-19 BPS ini juga menunjukkan, menjadi koban pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam jumlah besar, baik permanen atau diberhentikan sementara.